5 Pemain Naturalisasi Bernasib Tragis di Timnas Indonesia

Jhonny Van Beukering
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Dalam satu dekade ini, banyak pemain naturalaisasi berseliweran di Indonesia. Naturalisasi memang menjadi salah satu cara PSSI mendongkrak prestasi Timnas Indonesia. Jalan pintas namanya. 

Bukan di SUGBK, Ini Markas Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Namun, hasilnya hingga saat ini bisa dibilang belum maksimal. Belum ada trofi yang mampu diraih Timnas Indonesia meski memiliki pemain naturalisasi. Jangankan berprestasi di level Asia, di kasta Asia Tenggara saja skuad Garuda hanya mentok di partai final. 

Entah apa yang salah, bahkan ada beberapa pemain naturalisasi yang sama sekali tak memberikan dampak positif untuk Indonesia. Bahkan, untuk bersaing dengan pemain lokal pun sulit. Berikut, 5 pemain naturalisasi bernasib tragis di skuad Indonesia.

Bukannya Bersiap Main di Piala AFF, 'Marselino Ferdinan' Malah Nyambi Jadi Satpam

1. Ruben Wuarbanaran

Ruben Wuarbanaran dinaturalisasi PSSI pada 2011 lalu. Dia dipersiapkan untuk memperkuat timnas U-23 yang akan tampil di SEA Games 2011. Sayangnya, dia tak masuk dalam pemain yang dibutuhkan pelatih Rahmad Darmawan.

Kritik Timnas Indonesia, Diego Michiels Sempat Jadi Sejarah Kelam Dibantai Bahrain 0-10

Ruben Wuarbanaran

Pemain kelahiran Belanda itu kemudian mencoba peruntungannya di Tanah Air dan bergabung dengan Pelita Jaya. Namun, dia hanya bertahan satu tahun hingga 2012. Pada 2014, Ruben bergabung dengan Barito Putera pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 lalu. Tapi, Ruben tak mencatatkan satu penampilan pun. 

Ruben sempat direkrut klub divisi terbawah Jerman, SV Honnepel-Niedermormter. Nasibnya tak berubah, dia hanya mencatatkan satu penampilan. Melansir Transfermarkt, saat ini eks penggawa FC Den Bosch itu bermain untuk klub VV Germania Groesbeek yang bermain di kompetisi amatir Liga Belanda.

2. Tonnie Cusell

Setali tiga uang dengan Ruben, Tonnie Cusell juga memiliki nasib yang tragis di timnas . Cusell dinaturalisasi pada 2012. Dia dipersiapkan untuk Piala AFF 2012.

(ki-ka): Tonnie Cusell, Van Beukering, Raphael Maitimo, Irfan Bachdim

Namun, kehadirannya tak mampu menyelamatkan muda Indonesia. Tim besutan Nil Maizar hanya berada di posisi ketiga Grup B, kalah bersaing dari Singapura dan Malaysia.

Setelah itum Cussel tak pernah lagi masuk dalam skuad Indonesia. Cussel sempat bermain untuk Barito Putera bersama Ruben. Namun, kariernya hanya seumur jagung.

3. Jhonny van Beukering

Pemain asal Belanda Jhonny Van Beukering resmi menjadi WNI pada 2011 lalu. Dia dinaturalisasi berbarengan dengan Tonnie Cusell dan Stefano Lilipaly. 

Nasibnya tak jauh berbeda dengan Cusell. Melansir transfermarkt dia hanya tampil dua kali untuk timnas. Setelah itu, perlahan karier Beukering merosot. 

Ia memutuskan kembali ke tanah kelahirannya setelah tak ada satu pun klub Indonesia yang mau menampung. Di Belanda, Beukering pernah membela beberapa klub seperti MASV Arnhem dan SC Veluwezoom. 

Namun, nasib naas menimpanya seusai terlibat keributan dengan pemain dan suporter klub DVC'26 di Piala KNVB pada 2015. Beukering memutuskan pensiun pada 2019 lalu.

4. Sergio van Dijk

Sergio van Dijk dinaturalisasi pada 2012 untuk tampil di Piala AFF 2014. Kariernya yang mentereng di klub-klub besar di Australia dan sempat sekali menjadi top scorer di liga tersebut membuat harapan suporter Indonesia bergantung padanya.

Sergio van Dijk saat masih berseragam Timnas Indonesia.

Namun,  Van Dijk justru melempem. Timnas pun gagal total karena gagal lolos fase grup. Berbeda dengan tiga pemain sebelumnya, Van Dijk sempat bermain untuk Persib Bandung pada musim 2013.

Penampilannya bisa dibilang oke. Bersama Persib, Van Dijk bermain selama 2.553 menit dalam 29 kali tampil dan 21 gol. Namun, setelah itu ia pindah dan sempat berkarier di Liga Thailand dan di Belanda.

Pada musim 2016/17 Van Dijk kembali ke Persib. Namun, cedera yang menggerayangi membuat ketajamanya merosot. Van Dijk mencetak 12 gol dari 23 laga. Capaian tersebut membuat Persib meninggalkan Sergio van Dijk di akhir musim.

5. Mamadou El Hadji

Pemain asal Kamerun, Mamadou El Hadji menjadi WNI pada 2018 lalu. El Hadji memiliki karier yang menarik di Indonesia. Dia punya banyak pengalaman bermain di klub-klub nasional. Sebut saja, Barito Putera, Sriwijaya FC, dan Semen Padang. Terakhir, dia bermain bersama PSMS Medan di Liga 2 2019.

Akan tetapi, meski telah bermain di banyak klub, El Hadji hingga saat ini belum dipanggil Timnas Indonesia. Sulit baginya baginya untuk mendapatkan kesempatan bermain di timnas. Sebab, usianya kini sudah tak muda lagi. El Hadji kini sudah berusia 33 tahun, di satu sisi manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong lebih suka menggunakan pemain muda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya