KLB PSSI: 'Amputasi Total' Bukan Solusi
- Twitter/@achsanul_q
VIVA – Sejak 2011, situasi sepakbola nasional sejak 2011 tak kunjung menemukan stabilitas yang diinginkan. Politik sepakbola nasional di lingkup PSSI, kerap terganggu dengan adanya berbagai macam isu sensitif.
Dualisme, konflik dengan pemerintah, hingga isu pengaturan skor, membuat posisi dari beberapa pejabat PSSI terdesak. Kali ini, Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, yang mulai goyah posisinya.
Joko kini berstatus tersangka atas tuduhan menerobos garis polisi dan perusakan barang bukti terkait kasus dugaan pengaturan skor.
Usai Joko dijadikan tersangka, seruan digelarnya Kongres Luar Biasa menyeruak. Hingga akhirnya, Komite Eksekutif PSSI menggelar rapat darurat pada 19 Februari 2019 dan menyetujui digelarnya KLB.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, setuju KLB digelar. Namun, Achsanul punya pandangan sendiri soal KLB.
Terkait KLB, menurut Achsanul, voters harus bersikap cerdas. Jangan sampai, dilanjutkan Achsanul, ada orang yang tak mengerti sepakbola masih ke jajaran pengurus PSSI.
Pun, Achsanul berpendapat, tak semua pengurus PSSI sekarang harus didepak. Artinya, pria yang juga menjabat sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan itu, amputasi total bukan solusi terbaik.
"Semua klub harus mendukung KLB. Sebaiknya, KLB digelar usai Pilpres," kata Achsanul.
"Jangan terbawa emosi. Banyak orang merasa bisa, tapi ternyata tak mampu. Banyak yang merasa hebat, tapi ternyata tidak paham sepakbola. PSSI itu butuh visi jangka panjang. Jangan lupa, kita pernah mengalami era LPI, itu menjadi pelajaran," lanjutnya.