Bongkar Pengaturan Skor, Keluarga Bambang Suryo Diteror Sampai Trauma

Mantan kaki tangan bandar judi, Bambang Suryo
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Mantan kaki tangan bandar judi, Bambang Suryo, mengaku hampir setiap hari keluarganya mendapat teror dari orang tak dikenal. Teror tersebut datang berkaitan dengan upayanya membongkar praktek pengaturan skor sepakbola Indonesia.

AFC Buka Suara Soal Pertandingan 'Sengit' Timnas Indonesia U-17 vs Australia U-17

Bambang merupakan orang yang kerap tampil memberi kesaksian adanya permainan ilegal dalam sepakbola Indonesia. Dia pernah menjadi bagian di dalamnya dan mengaku bertobat sejak 2015 lalu.

(Baca juga: Dihukum Seumur Hidup, Bambang Suryo Tetap Bongkar Pengaturan Skor)

Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC

"Malam (Rabu, 26 Desember 2018) ada yang ketuk pintu jam 02.00 WIB. Banyak sekali teror ke keluarga saya. Istri saya dapat telepon dan sms isinya, 'suruh mundur suamimu'," kata Bambang, Jumat, 28 Desember 2018.

Teror seperti itu tak cuma datang kepada Bambang dan istrinya. Bahkan, mertuanya pun didatangi tiga pria berbadan besar yang mengaku mencarinya, tapi tidak menjelaskan tujuan.

8 Pebulutangkis Indonesia Kena Sanksi Berat BWF, Ada yang Dihukum Seumur Hidup

"Pernah telepon mertua. Juga pernah bertamu ke mertua. Itu setelah acara Mata Najwa satu minggu yang lalu. Dia bilang cari saya. Ciri-cirinya orangnya besar, jumlahnya tiga orang," ujarnya.

Yang paling membuatnya kesal, pada Minggu 23 Desember 2018 lalu, rumahnya di daerah Karangploso mendapat lemparan tiga pot bunga. Alhasil, kini keluarganya mengalami trauma.

(Baca juga: Mantan Kaki Tangan Bandar Judi Dihukum Seumur Hidup oleh PSSI)

"Sekarang istri dan anak saya sembunyikan di tempat terpencil di pelosok desa. Membuat keluarga trauma, bahkan ada lemparan pot bunga ke halaman rumah saya," tutur Bambang.

Meski mendapat teror bertubi-tubi, namun hingga saat ini Bambang tak melapor kepada polisi. Dia juga belum memiliki rencana meminta perlindungan kepada LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).

"Ancaman terus ada, biar pemerintah yang tahu, saya tidak lapor ke Polisi juga belum ada rencana ke LPSK. Perlu diketahui saya tidak ada motivasi lain, motivasi saya hanya ingin membongkar pengaturan skor," ujar pria yang akrab disapa BS itu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya