Terungkap, Penyebab Gagalnya Kurnia Sandy Dikontrak Sampdoria
VIVA – Pelatih Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Sandy menceritakan pengalamannya ketika bermain di Sampdoria bersama arsitek kelas dunia yang saat ini melatih Filipina, Sven-Goran Eriksson.
Seperti diketahui, pada Minggu, 25 November 2018, kedua sosok tersebut bakal bentrok pada pertandingan pamungkas penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Eriksson pernah menakhodai Sampdoria periode 1992 hingga 1997 sebelum akhirnya memutuskan hijrah ke Lazio dan meraih scudetto Serie A musim 1999/2000.
Kini pelatih asal Swedia tersebut tengah berada di Jakarta untuk memimpin Filipina meladeni Indonesia. Momentum ini pun dijadikan ajang reuni bagi Kurnia Sandy tentang kisahnya bekerja sama dengan Eriksson di masa mudanya tersebut.
Saat itu, Kurnia Sandy didaftarkan ke skuat Sampdoria sebagai kiper keempat di musim 1996/1997. Posisinya di Il Samp berada di bawah bayang-bayang Fabrizio Ferron, Matteo Sereni dan Alessandro Giovinazzo.
"Sempat ngobrol saat ketemu dia (Eriksson) di hotel ketika saya mau salat Ashar. Saya sapa duluan dan dia inget saya meski sempat lupa. Terus saya bilang 'Saya yang pernah di Sampdoria musim 1996/1997," ujar Kurnia Sandy.
"Lalu, dia baru ingat saat saya bilang Sampdoria. Terus, bertanya kegiatan dan ngobrol biasa dengan dia," sambungnya.
Lebih lanjut, eks kiper Pelita Jaya itu mengungkapkan kesannya menjadi salah satu penggawa di klub papan atas Serie A kala itu. Meski tak memiliki caps, Kurnia Sandy sebenarnya hampir saja mendapatkan kontrak profesional dari Sampdoria.
"Waktu itu hampir main karena satu kiper kartu merah dan satu lagi cedera. Tapi, karena urusan administrasi dari PSSI yaitu ITC (International Transfer Centre) belum keluar, jadinya batal," tuturnya.
"Tapi, kalau latihan selalu bareng sama tim utamanya. Terus, di Primavera saya main terus. Apalagi kalau lawannya berat," ujarnya menambahkan.