Timnas Indonesia Terbukti Uring-uringan dengan Tekanan Suporter
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Beban moral yang lebih berat tampaknya diemban oleh Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Sebab, tuntutan Timnas untuk lolos ke semifinal hingga juara muncul di ajang sepakbola terbesar se-Asia Tenggara kali ini.
Deretan tuntutan itu muncul karena adanya grafik yang bagus dari Timnas selama ditangani Luis Milla Aspas. Perubahan gaya main atraktif saat Timnas dibesut Milla, sudah memberikan kesan mendalam bagi masyarakat.
Mereka pun berharap Pasukan Garuda bisa meraih prestasi di Piala AFF kali ini. Tapi, lain koki ya lain rasa. Milla tak lagi diperpanjang, Bima jadi penggantinya.
Gaya main atraktif yang dulu lekat dengan Timnas, hilang sekejap. Ujungnya, Timnas sulit bersaing dengan tim macam Singapura dan harus keok 0-1.
Di laga kontra Timor Leste pun, Timnas harus susah payah mengembangkan permainan, meski pada akhirnya menang dengan skor 3-1. Striker Timnas, Alberto Goncalves, mengakui tekanan dari masyarakat Indonesia membuat para pemain merasa tegang.
"Bukannya strategi kami (di Piala AFF) jelek. Kami tak bisa main bagus karena terburu-buru dalam bermain. Tekanan masyarakat membuat kami merasa tegang," kata Beto kepada VIVA.
Statistik Timnas di Piala AFF 2018 memang begitu buruk. Dari dua laga, Timnas selalu tertinggal lebih dulu.
Pun, dalam urusan akurasi operan, Timnas mengalami penurunan. Akurasi operan di laga melawan Singapura dan Timor Leste tak mencapai 80 persen. Bahkan, levelnya menurun dari laga melawan Singapura ke Timor Leste.
"Kami harus main lebih tenang. Sebab, Thailand bisa tertekan karena main di hadapan publiknya. Kami harus bisa mengatur tempo, saat melawan mereka. Strategi harus jalan di Thailand jika mau menang," terang Beto.
Lihat liputan VIVA.co.id saat melihat comeback dramatik Timnas Indonesia atas Timor Leste di Piala AFF kemarin? Cek langsung dalam Matchday Vlog di bawah ini: