Kapten Atlas Lions Mengatakan Maroko Bukan Tim Favorit untuk Menang AFCON
- Instagram @romain.saiss.27
VIVA – Kapten tim sepak bola nasional Maroko, Romain Saiss, mengatakan Atlas Lions bersiap untuk Piala Afrika (AFCON), turnamen sepak bola terbesar di benua itu.
Meski Maroko tampil menawan di Piala Dunia Qatar, Saiss tidak menganggap Maroko sebagai tim favorit untuk meraih trofi AFCON.
“Saya mengerti mengapa orang berkata seperti itu, tapi tidak satu pun dari kami yang lahir saat terakhir kali Maroko menjuarai turnamen tersebut dan pelatih kami bermain saat terakhir kali kami mencapai final,” ujarnya dikutip dari laman BBC, Rabu, 10 Januari 2024.
Sang kapten mengatakan bahwa Pantai Gading, tuan rumah turnamen, berada di bawah tekanan lebih besar karena memiliki keunggulan sebagai tuan rumah.
“Ada banyak tim berbahaya dengan pengalaman hebat juga, seperti Senegal, Kamerun, Aljazair, dan Mesir,” katanya, menyoroti bahwa setiap pertandingan di Afrika sulit.
“Ini akan menjadi kompetisi yang sulit,” kata Atlas Lion, seraya menekankan bahwa semua pemain harus siap secara mental untuk melaju sejauh mungkin.
Saiss memprediksi bahwa kompetisi ini akan menjadi salah satu yang paling sulit dalam sejarah. Pemain Atlas Lion juga merenungkan keberhasilan Maroko mencapai semifinal Piala Dunia 2022, dan mengakui bahwa mencapai semifinal akan menjadi tugas yang jelas sulit di setiap turnamen.
Meskipun begitu, ia bersumpah bahwa timnya akan mempertahankan tingkat kinerja ini dan berkontribusi pada perkembangan sepak bola di Maroko.
Pada awal pekan ini, Guardian menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh Atlas Lions, dengan ekspektasi tinggi dari penggemar Maroko di seluruh dunia.
“Di Qatar (Piala Dunia 2022), mereka menjadi negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal kompetisi, memuncaki grup yang berisi Belgia, Kroasia, dan Kanada sebelum menyingkirkan Spanyol dan Portugal untuk mencapai empat besar,” kenang Guardian.
Maroko membuat 19 penampilan sepanjang sejarah AFCON tetapi hanya meraih trofi satu kali pada tahun 1976. Hal ini menunjukkan pencapaian yang mengecewakan meskipun negara tersebut memiliki infrastruktur sepak bola terbaik di benua ini, kata Guardian, mengulangi visi Raja Mohammed VI untuk meningkatkan perkembangan sepak bola.