Hemat Energi, Pemerintah Imbau Pakai Batik
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berencana mengeluarkan instruksi presiden (Inpres) mengenai penghematan energi. Perintah itu ditanggapi Kementerian atau Lembaga (K/L) dengan mengajak masyarakat lebih sering mengenakan pakaian batik.
Alasannya, baju batik terbilang tipis sehingga bisa membantu penghematan dalam konsumsi listrik untuk pendingin ruangan (AC).
"Tidak usah memakai jas dan pakaian yang tebal. Jadi AC bisa diatur ke 25 derajat. Kita kan tidak mati kalau pakai 25 derajat," ujar enteri Perekonomian, Hatta Rajasa, seusai Rapat Koordinasi di kantornya, Jakarta, Selasa 26 Juli 2011.
Upaya penghematan energi untuk sektor listrik tersebut diperkirakan bisa menghemat anggaran negara sebesar Rp2,3 triliun per tahun. Dengan catatan, upaya penghematan ini dijalankan secara konsisten.
"Biaya penghematan itu untuk listrik saja belum Bahan Bakar Minyak (BBM) dan air," kata Hatta yang mengungkapkan dana penghematan dari laporan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pemerintah juga berharap para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat menjadi contoh dari program penghematan ini. Pemerintah menyatakan upaya penghematan tersebut sebenarnya tidak sulit diterapkan apabila ada kemauan dari semua pihak.
"Penghematan itu kan hanya masalah budaya, sebetulnya tidak sulit. Negara-negara maju seperti Jepang atau Amerika mereka berhemat bahkan ajaran agama saja mengajarkan untuk berhemat," tuturnya.
Hatta mengakui, upaya penghematan sebelumnya memang pernah digalakan oleh pemerintah dan sempat berjalan. Namun, menurunnya harga BBM diakui membuat upaya penghematan mengendur sehingga perlu upaya untuk pengingatkan kembali masyarakat.