Saatnya Ambil Untung di Saham Tambang

Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berpotensi melemah kembali akibat sentimen bursa regional dan global yang dibayangi berita negatif gempa dan tsunami Jepang, serta krisis politik Timur Tengah.

Ini Cara Mengatasi Tantangan Imunisasi di Daerah dengan Akses Terbatas

Selain itu, penguatan saham-saham komoditas yang cukup besar akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengambil keuntungan.

"Hari ini (Selasa 15 Maret 2011), sebaiknya pelaku pasar melakukan aksi profit taking (ambil untung) pada saham komoditas tambang yang sudah banyak menguat," ujar Pardomuan Sihombing, head of research PT Recapital Securities saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.

Pardomuan mengakui, kenaikan harga yang cukup besar pada saham industri komoditas tambang pada transaksi kemarin, Senin 14 Maret 2011 berpontesi mendorong aksi profit taking investor. "Tapi, profit taking khusus pada saham-saham tambang unggulan saja," ujarnya.

Selain menyarankan profit taking, dia tetap merekomendasikan mencermati atau mengakumulasi kembali saham-saham sektor tambang ketika harganya sudah tertekan cukup dalam.

Seperti diketahui, menurut data otoritas bursa kemarin, sektor komoditas tambang tercatat berhasil mendorong IHSG bertahan di level 3.569,84 atau menguat 27,61 poin (0,77 persen). Sektor tambang sendiri naik banyak, 64,51 poin (2,10 persen) di posisi 3.124,78.

Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang juga berpendapat, saham sektor energi tambang seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap layak akumulasi di saat harganya terkoreksi banyak.

Sebab, dia mengakui, berhentinya pembangkit listrik tenaga nuklir yang memasok 1/3 aliran listrik di Jepang akan memicu meningkatnya kebutuhan batu bara di negara tersebut.

Sementara itu, saham dengan kode ITMG pada penutupan pedagangan awal pekan ini menduduki posisi pertama saham pendukung kenaikan IHSG, dengan penguatan harga sebesar Rp2.200 atau 5,13 persen pada posisi Rp45.050.

Pada perdagangan kemarin, saham tambang tersebut tidak seluruhnya terjadi transaksi, sehingga masih memiliki sisa penawaran beli tinggi mencapai 1.035 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 11.940 lot.

Saham tambang lainya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) berada di posisi ketiga saham menguat banyak dan menopang pergerakan IHSG, dengan harga  naik Rp650 (7,73 persen) menjadi Rp9.050. Saham tambang tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 5.187 lot, dengan transaksi yang terjadi sebanyak 26.522 lot.

Sedangkan saham Bukit Asam bercokol di urutan lima pengontribusi penguatan IHSG, dengan saham terangkat Rp300 atau 1,46 persen ke level Rp20.750. Saham ini terjadi transaksi 12.769 lot, dengan sisa penawaran beli sebanyak 1.517 lot.

Kemudian saham sektor tambang lain, PT Indika Energy Tbk (INDY) menempati posisi 10 saham menguat banyak dan menopang laju IHSG. Harga saham juga menguat Rp125 (3,33 persen) menjadi Rp3.875, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 20.353 lot dan terjadi transaksi mencapai 97.862 lot.