Jalan Gus Dur di Jombang
SURABAYA POST – November 2010, Jalan Merdeka di Kota Jombang akan berganti nama menjadi nama Jalan KH Aburrahman Wahid (Gus Dur). Pergantian nama jalan itu menunggu penetapan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden keempat RI tersebut yang tidak lama lagi.
"Begitu sudah ada penetapan dari pemerintah kalau Gus Dur menjadi pahlawan nasional, Jalan Merdeka secepatnya kita ganti dengan Jl KH Abdurrahman Wahid. Ini sudah menjadi tekad kami dalam menghormati jasa-jasa beliau,” kata Bupati Jombang Drs H Suyanto MM di Kantor Pemkab Jombang, 5 Oktober 2010.
Jalan akan tersambung dengan Jalan KH Wachid Hasyim, nama ayah Gus Dur. Jalan KH Wachid Hasyim berada di pusat kota membujur dari utara ke selatan antara Ringin Contong sampai stasiun KA Jombang. Berikutnya jalan itu menyambung ke Jalan KH Hasyim Asyari, nama kakek Gus Dur yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Hasyim Asyari juga pendiri Pondok Pesantren Tebuireng yang kini diasuh KH Salahuddin Wahid, adik kandung Gus Dur.
Penggunaan nama Gus Dur sebagai nama jalan di Jombang, kata Bupati Suyanto, merupakan masukan dan bentuk apresiasi masyarakat Jombang atas rasa hormat dan kecintaannya terhadap Gus Dur. ’’Sekarang ini pergantian nama Jalan Merdeka menjadi Jl KH Abdurrahman Wahid dalam proses kajian menjadi Peraturan Daerah (Perda)." Untuk menguatkan Perda itu, juga dibutuhkan kajian akademik.
Selain dipakai nama jalan, Pemkab akan melengkapi prasasti yang menjelaskan siapa itu Gus Dur. Karena itu, sebelum Perda nama jalan Gus Dur disahkan lebih baiknya dilengkapi kajian akademik pula.
Ketua PC GP Ansor Jombang H Sholahul’Am dikonfirmasi terpisah mendukung langkah Pemkab Jombang tersebut. Gus Dur yang sepanjang hidupnya menjadi tokoh nasional banyak berhubungan dengan pengelola dan santri di berbagai ponpes di Jombang. Salah satunya, almarhum pernah menjadi pendidik di Ponpes Bahrul Ulum dan Ponpes Mambaul Ulum Denanyar. ”Sangat wajar, kalau Jl Merdeka diganti dengan nama Jalan KH Abdurrahman Wahid untuk menghormati beliau," ujarnya.
Laporan Bambang Sujarwanto