Sah, Konsorsium Perusahaan Singapura Kelola Bandara Komodo 25 Tahun
- Fikri Halim/VIVAnews.
VIVA – Pemerintah secara resmi menunjuk konsorsium asing untuk merenovasi Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Konsorsium asing itu juga diberikan hak untuk mengelola dan mengoperasikan bandara selama 25 tahun.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengumumkan, konsorsium tersebut beranggotakan PT Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd (CAI) dan Changi Airports MENA Pte Ltd Mereka mengalahkan empat konsorsium lainnya.
"Kita menetapkan konsorsium PT Cardig Aero Service, Changi Airports International Pte Ltd dan Changi Airports MENA Pte Ltd," kata dia saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019.
Empat konsorsium lainnya yakni, Konsorsium Komodo yang beranggotakan PT Angkasa Pura II, PT Adhi Karya, PT Brantas Abhipraya, Muhibbah Engineering, dan PT Citilink Indonesia. Kemudian, Konsorsium Astra Nusa - ADP yang beranggotakan PT Astra Nusa Perdana dan ADP Internasional.
Selain itu, ada pula Konsorsium IWEG yang beranggotakan PT Interport Mandiri Utama, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Egis Project S.A. dan PT PGAS Solution serta konsorsium yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT PP dan GVK Power & Infrastructure Limited.
Budi menuturkan, konsorsium pemenang berkomitmen investasi melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp1,2 triliun serta biaya operasi selama 25 tahun direncanakan sebesar Rp5,7 triliun. Dengan pembalikan investasinya atau Internal Rate of Return (IRR) ditargetkan sebesar 16,5 persen dari investasi dengan jaminan Rp5 miliar.
"Tugas investor itu merancang, membangun, membiayai lalu mengoperasikan, lalu maintenance. Pengoperasiannya selama 25 tahun, setelah itu aset itu (Bandara Komodo) diserahkan kembali ke Pemerintah," tegasnya.