Pembentukan Holding BUMN Tambang untuk Tambah Utang?
- Aji YK Putra / VIVA.co.id
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan, pembentukan holding BUMN Tambang bukan bertujuan untuk menambah utang. Ada atau tidaknya holding, dinilai tidak mengubah cara perusahaan pelat merah dalam berutang.
Hal ini merespons pernyataan sejumlah pengamat yang menilai pembentukan holding hanya bertujuan untuk menambah utang perusahaan pelat merah.
"Buat apa kita utang, enggak usah holding juga sudah ada utang. Enggak ada perbedaan. Kalau kita ada tujuannya berutang tidak pakai holding pun bisa. Utamanya itu kita melakukan efisiensi," kata Rini di Stasiun Sudirman Baru, Selasa, 28 November 2017.
Efisiensi yang dimaksud, kata Rini, misalnya saja untuk kebutuhan pengadaan alat berat di industri pertambangan. Melalui bersatunya perusahaan pelat merah dalam satu grup, diyakini akan menghemat investasi alat berat.
"Jadi tinggal grouping saja pindah-pindah. Kemudian kita mendorong hilirisasi. Karena hilirisasi itu nilai tambahnya sangat besar, bagaimana kita bisa memproses timah jadi produk akhir. Ini yang kita dorong. Untuk mencapai produk ini kita memerlukan balance sheet yang kuat. Dengan holding ini balance sheet-nya menjadi kuat," ujar dia.
Sementara itu, mengenai proses pengambilan divestasi saham Freeport, kata Rini, masih dalam proses. Ia mengatakan, holding tambang mampu untuk mengambil divestasi saham PT Freeport Indonesia. Hanya saja, Rini enggan menyebut apakah dana pembelian saham Freeport dilakukan melalui skema utang atau tidak. "Mampu, ini sedang proses," ucap dia. (ase)