Tiga Pembiayaan Alternatif untuk Bangun Infrastruktur

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir
Sumber :
  • VIVA/Raden Jihad Akbar

VIVA – Mandiri Sekuritas mengembangkan berbagai alternatif pembiayaan korporasi, khususnya untuk mendorong pembangunan infrastruktur nasional. Setidaknya ada tiga instrumen yang saat ini berkembang.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menjabarkan, ketiga instrumen tersebut yaitu, sekuritisasi aset, obligasi berbasis proyek (project bond), serta global IDR bonds (obligasi).

"Mandiri Sekuritas memperkenalkan tiga inovasi pendanaan guna memfasilitasi kebutuhan korporasi sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia," ujar Silvano di Malang, Jawa Timur akhir pekan ini.

Dia menjelaskan, untuk sekuritisasi dan obligasi proyek telah mendapat sambutan positif dari para investor. Pemerintah pun mendukung secara penuh pembiayaan ini.

Terbukti, pada akhir Agustus lalu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan produk investasi surat berharga sekuritisasi yang berbasis potensi pendapatan di masa depan (future revenue based securities/FRBS) dari Tol Jagorawi. Produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01 ini merupakan sejarah baru pendanaan di industri pasar modal Indonesia.

Kemudian pada pekan ini, PT Marga Lingkar Jakarta resmi mencatatkan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 senilai total Rp1,5 triliun. Skema project bond yang diterbitkan menggunakan ruas tol JORR W2 Utara atau ruas Kebon Jeruk-Ulujami yang telah beroperasi penuh sejak 2014.

Sementara itu, mengenai peluang pendanaan Global IDR Bonds, secara luas sudah disosialisasikan sejak kuartal-III 2017. Global IDR Bonds adalah efek bersifat utang berdenominasi rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga investor global.

Secara umum, penawaran Global IDR Bonds diharapkan mampu meningkatkan partisipasi investor global dalam mendukung pembangunan nasional, serta dapat memberikan akses dan diversifikasi sumber pendanaan berbasis rupiah bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, khususnya infrastruktur.

Ingin Wujudkan Desa Bahagia, Egi-Syaiful Siap Optimalkan Pelayanan ke Masyarakat Lamsel

Seperti diketahui, saat ini terdapat potensi sebesar Rp200 triliun per tahun kebutuhan investasi untuk infrastruktur yang dapat dibiayai dari non-APBN dan non-perbankan. Potensi itu harus bisa dimanfaatkan pasar modal baik dalam negeri maupun offshore funding.

Lebih lanjut Silvano mengatakan, pihaknya juga terus memperluas akses hingga ke pasar global dengan mendirikan anak perusahaan Mandiri Securities Pte Ltd di Singapura. Upaya ini diharapkan bisa membuat kepercayaan investor asing meningkatkan investasinya di Indonesia.

Prabowo Targetkan Ketahanan Energi, Pengembangan Infrastruktur Migas Harus Dipacu

Mandiri Sekuritas juga bermitra dengan Jefferies, investment bank yang berbasis di Amerika Serikat, dalam mendistribusikan laporan riset kepada basis klien global. Perusahaan juga menyediakan layanan perantara perdagangan efek kepada klien-klien Jefferies.

"Sejumlah inovasi pendanaan yang kami hadirkan merupakan kontribusi nyata dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam memberikan solusi pendanaan terbaik melalui alternatif pembiayaan dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing nasional,” tuturnya.

Menko AHY Bakal Tempati Kantor Bekas Luhut Binsar Pandjaitan di Jalan MH Thamrin
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono

Sukseskan Implementasi Asta Cita, Kementerian PU Berkomitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur

Kementerian PU siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder di bidang infrastruktur termasuk dengan pemerintah daerah demi terwujudnya infrastruktur yang adil, merata.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024