Jasa Marga Yakin, E-Toll Mampu Atasi Kemacetan
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA.co.id – Penggunaan gerbang tol otomatis dianggap mempercepat proses transaksi di jalan tol. Tak heran jika nantinya seluruh ruas jalan tol di Indonesia akan mengaplikasikan gerbang tol otomatis (GTO). Dengan GTO, pengguna jalan tol tidak lagi bisa membayar dengan uang tunai.
Penggunaan e-toll diharapkan akan membuat proses transaksi lebih cepat dan bisa mengurangi antrean yang kerap terjadi, dan sering kali berdampak pada ruas jalan tol lain.
Dengan transaksi non tunai, kata Vice President Operation Management PT Jasa Marga Tbk, Raddy R. Lukman, pengemudi hanya memerlukan waktu sekira dua detik untuk melakukan pembayaran di gerbang tol.
"Taping kartu itu cuma berkisar dua detik kalau kita dengan non tunai tadi. Kalau yang biasa perlu menyerahkan uang tunai, kemungkinan ada uang kembalian, itu total waktunya 6-8 detik. Kecuali pengemudi bayar dengan uang pas," kata Raddy.
Dengan proses transaksi yang lebih cepat, kata Raddy, maka membuat antrean kendaraan di gerbang-gerbang tol bisa dikurangi. "Kalau kita lihat kapasitasnya untuk di sistem (pembayaran) terbuka per jamnya sekitar 400-425 mobil. Kalau untuk yang taping kartu, saat sudah efektif bisa 720 unit per jam," ujar dia.
Meski demikian, saat ini belum semua gerbang tol menerapkan bayar dengan uang elektronik. Sehingga, dikatakan Raddy, masih perlu sosialisasi untuk mengubah kebiasaan cara bayar tol tunai yang sudah dilakukan sejak lama itu.
"Memang ada kendala, kenapa? Di awal pemberlakuan terjadi antrean itu pasti ada orang nanya dan yang enggak punya masih pinjam. Tapi pada saat di ruas-ruas jalan tol yang terbiasa menggunakan itu (tunai) diganti, akan terasa taping dua detik, kemudian dia (pengemudi) bisa pergi," jelasnya. (ase)