Subsidi Listrik Dicabut, Daya Beli Rakyat Terancam Turun
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id – Kebijakan pemerintah mengurangi subsidi listrik bagi pelanggan 900 Volt Ampere (VA) bisa berdampak fatal. Ini akan menyebabkan daya beli belasan juta rumah tangga merosot.
Demikian menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati. "Jadi ada 18 juta rumah tangga atau masyarakat yang daya belinya akan berkurang," kata Enny dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu, 8 Juli 2017.
Enny melanjutkan, penurunan daya beli masyarakat dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cenderung menurun. Bahkan, semua sektor saat ini masih cenderung mengalami tekanan.
"Sekarang, kita lihat misalnya informasi yang kita peroleh dari teman-teman pengusaha ritel, pedagang tradisional baik di UMKM maupun industri besar. Penjualan mereka kan bisa dilihat setiap hari bagaimana, kita sekarang melihat masih dalam posisi tekanan," ujarnya.
Enny mempertanyakan, apakah pencabutan subsidi ini merupakan kado bagi masyarakat atau justru sebaliknya. Dia juga mengkritisi cara PT PLN mengumpulkan data yang hanya mengandalkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Menurut dia, PLN harus bisa lebih aktif. "Karena data dari TNP2K, Kriterianya ini sangat debatable, bagaimana pemerintah mengakomodasi masyarakat kecil?" ujarnya.
PT PLN telah mencabut subsidi sebanyak 18 juta lebih pelanggan 900 Volt Ampere (VA) yang dianggap mampu, dari total yang disubsidi sebelumnya sebanyak 23 juta rumah tangga. (ren)