Ladang Minyak Sisa Perang Dunia II Mulai Digarap di Blora

Ilustrasi pengeboran minyak.
Sumber :
  • reuters

VIVA.co.id -  PT Sarana GSS Trembul dan PT Pertamina EP akan mulai mengeksplorasi dua sumur baru di Trembul, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Ladang minyak sisa Perang Dunia II atau peninggalan kolonial Belanda itu diperkirakan masih memiliki cadangan minyak sebesar 40,1 juta barel.

Dua Lansia Selamatkan Kereta dari Kecelakaan di Blora Jateng

Dua sumur baru itu mulai digarap pada Agustus 2017. Kedua sumur baru terletak di Desa Karang Tengah dan Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Menurut Pemilik PT Sarana GSS Trembul, Badung Tariono, kegiatan pengeboran pertama akan dilakukan di awal September 2017. Sumur yang siap dieksplorasi pada kedalaman 1.330 meter melewati formasi 800 meter.

10 Anggota DPRD Blora Dipanggil Kejaksaan Terkait Dugaan Korupsi Honorarium Narasumber 2021

"Itu target awal kita berdasarkan data-data yang kami miliki," kata Badung kepada VIVA.co.id pada Sabtu, 24 Juni 2017.

Pada area operasi Trembul, kata Badung, terdapat 24 sumur yang dibor dan pernah dieksploitasi perusahaan migas Belanda, Nedherlandsche Koloniale Petroleum Mij (NKPM), pada 1917. Namun area itu ditutup pada 1942 menyusul invasi Jepang dalam Perang Dunia II.

Dongkrak Serapan Gas Bumi di Jabar, SKK Migas Panggil Semua Pelaku Industri

"Area ini diperkirakan punya cadangan minyak 40,1 juta barel. Karena dulu NKPM sendiri sepanjang tahun 1917-1942 baru mengambil 307 ribu barel," katanya.

Perjanjian kerja sama operasi di area operasi Trembul telah ditandatangani PT Pertamina EP dan PT Sarana GSS pada 2 November 2016. PT Pertamina EP telah mendapatkan hak eksklusif melaksanakan operasi minyak dan gas bumi di area Trembul dari SKK Migas sejak 2013.

PT Pertamina EP lalu menetapkan BUMD Jateng, yakni PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah, sebagai mitra yang melaksanakan operasi. Perusahaan itu lalu melakukan joint venture dengan PT GSS Trembul untuk kegiatan eksplorasinya.

Jika ekplorasi yang dilakukan setelah penandatanganan kerja sama keduanya berhasil, pengeboran minyak akan dilebarkan ke daerah sekitar. Komitmen pertama GSS Trembul akan melaksanakan program selama tiga tahun dengan nilai US$ 7,6 juta dolar atau setara Rp102 miliar. Dana itu digunakan untuk pengeboran empat sumur dan kegiatan akuisisi seismik. 

"Kontrak kami pertama eskplorasi selama 15 tahun dari sekarang. Dua sumur akan dibor Agustus 2017 dan mulai produksi sebulan kemudian," katanya. 

Direktur Utama PT Sarana GSS Trembul, Didik Supriyanto, menjelaskan pengeboran dua sumur itu meyakini akan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Sebab, jumlah tenaga kerja yang akan diserap pada tahap awap pengerjaan pengeboran minyak cukup banyak.
 
"Kami mempunyai komitmen mengutamakan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja, apalagi pada tahap persiapan jumlah tenaga kerja yang akan diserap cukup banyak karena berupa pekerjaan nonteknis," katanya.
     
Tepat dua hari menjelang Lebaran, perusahaan itu juga turut membagikan 3.650 paket sembako kepada seluruh warga di empat desa sekitar. Masing-masing Desa Trembulrejo, Talokwohwojo, Karang Tengah, dan Kedungsatrian. Kegiatan pembagian sembako pun diikuti antusias masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya