Juni, Harga Patokan Ekspor Produk Tambang Rata-rata Turun

Dua pekerja di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok tengah melintas dengan sepeda motor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Harga patokan ekspor produk pertambangan yang dikenakan bea keluar pada periode Juni 2017 sebagian besar mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Mei 2017. Hal itu dipengaruhi oleh fluktuasi harga internasional. 

Ketentuan itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36/M-DAG/PER/5/2017.

Sejumlah produk pertambangan yang dikenakan bea keluar adalah konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat ilmenit, konsentrat rutil, nikel, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian.

"Hanya produk konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil yang mengalami kenaikan tipis,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Sabtu, 3 Juni 2017.

Perhitungan harga dasar pada harga patokan ekspor untuk komoditas konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil bersumber dari Asian Metal. Sementara itu, konsentrat tembaga, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, nikel dan bauksit bersumber dari London Metal Exchange (LME).

Adapun harga masing-masing yang ditetapkan pada periode Juni, untuk konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) rata-rata seharga US$1.955,17 per wet metric ton (WMT) atau turun sebesar 2 persen, dan konsentrat besi (Fe ≥ 62 persen) dengan harga rata-rata US$62,54 per WMT atau turun 18,59 persen. 

Kemudian konsentrat besi laterit (Fe ≥ 50 persen) dengan harga rata-rata US$31,96 per WMT atau turun 18,59 persen, konsentrat pasir besi (Fe ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata US$37,34 per WMT atau turun 18,59 persen. 

Lalu, konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata US$891,78/WMT turun 6,68 persen, dan konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata US$673,98 per WMT turun 9,07 persen. Nikel (Ni < 1,7 persen) dengan harga rata-rata US$13,35 per WMT turun 6,83 persen, dan bauksit (Al2O3 ≥ 42 persen) dengan harga rata-rata US$34,45 per WMT turun 0,54 persen.

Neraca Perdagangan RI Juni 2023 Surplus US$3,45 Miliar, Ini Penyebabnya

Sementara itu, produk yang mengalami kenaikan dibandingkan harga patokan ekspor periode sebelumnya adalah konsentrat mangan (Mn ≥ 49 persen) dengan harga rata-rata US$189,23 per WMT atau naik sebesar 3,08 persen, konsentrat ilmenit (TiO2 ≥ 45 persen) dengan harga rata-rata US$262,72 per WMT naik 3,71 persen, dan konsentrat rutil (TiO2 ≥ 90 persen) dengan harga rata-rata US$944,28 per WMT naik 5,72 persen.

Sementara itu, pellet konsentrat pasir besi (Fe ≥ 54 persen) tidak mengalami perubahan.

Sri Mulyani&nbsp;Buka-bukaan&nbsp;Kasus Menonjol di Laporan PPATK: Impor Ekspor Emas dan Money Changer

Menurut Oke Nurwan, penetapan harga patokan ekspor periode Juni ini ditetapkan setelah memperhatikan berbagai masukan tertulis dan koordinasi dari berbagai instansi terkait.  

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024