- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Delapan bemo terparkir di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu, 5 April 2017. Berderet di salah satu sisi jalan.
Beberapa bagian kendaraan berwarna biru tersebut penuh karat dan mengelupas. Lusuh dan tak terawat.
Suara terdengar dari knalpot salah satu kendaraan roda tiga itu. Beradu dengan hiruk pikuk aktivitas warga dan kendaraan lain di tengah kemacetan pagi itu.
Kondisi bemo yang tak lagi 'mulus' itu ternyata masih menarik minat masyarakat. Saban hari, masih ada feri yang memanfaatkan jasa transportasi legendaris ini.
Aida, warga Bendungan Hilir, misalnya. Dia tetap menjadikan bemo sebagai salah satu alternatif transportasi.
“Saya sering naik bemo, hampir setiap hari. Bemo itu lumayan cepat, enggak pakai ngetem-ngetemngetem-ngetem lama,” ujar Aida kepada VIVA.co.id , Rabu, 5 April 2017.Aida kepada
Bukan hanya dirasakan lebih cepat, Aida memilih bemo karena tarifnya yang murah. Untuk jarak jauh ataupun dekat, feri hanya dikenakan ongkos Rp3.000. Wanita 22 tahun ini memanfaatkan bemo karena sudah terbiasa sejak dulu. Aida memilih bemo karena tarifnya yang murah. Untuk jarak jauh ataupun dekat, penumpang hanya dikenakan ongkos Rp3.000. Wanita 22 tahun ini memanfaatkan bemo lantaran sudah terbiasa sejak dulu.
Pengalaman serupa disampaikan Twee Atika Mulyani. Ibu rumah tangga berusia 46 tahun ini telah terbiasa naik bemo.
Saban hari, ia menggunakan bemo sebagai alat transportasi untuk berangkat kerja. “Ya, meskipun duduk dengkul ketemu dengkul, tapi asyik aja ,” ujar Atika.
Meski pernah menjajal transportasi lain di sekitar rumahnya, Atika merasa lebih senang naik bemo. Dengan naik bemo, dia kerap bertemu dengan warga sekitar yang dikenalnya.
“Kayaknya ini lebih memasyarakat banget gitu ya, lebih unik aja ,” katanya.
Para sopir yakin bemo tetap eksis karena memiliki penumpang tersendiri. (VIVA.co.id/M Ali Wafa)
Masih banyak peminat yang mendukung para pengemudi kendaraan roda tiga itu tetap bersemangat. Apalagi penghasilan dari bemo dianggap bisa menghidupi keluarga mereka.
SismoroSismoro, sopir bemo rute Bendungan Hilir-Pejompongan, menceritakan, dari hasil mengemudikan bemo dari pagi hingga siang, bisa mengantongi Rp150 ribu. Menurut pria 50 tahun ini, pendapatan itu bersih setelah dipotong uang setoran Rp25 ribu untuk setengah hari sewa bemo. Hilir-Pejompongan, menceritakan, dari hasil mengemudikan bemo dari pagi hingga siang, bisa mengantongi Rp150 ribu. Menurut pria 50 tahun ini, pendapatan itu bersih setelah dipotong uang setoran Rp25 ribu untuk setengah hari sewa bemo.
“Ya, lumayan lah untuk menafkahi anak istri di rumah,” ujar Sismoro yang sudah mengemudikan bemo selama 10 tahun ini.menafkahi anak istri di rumah,” ujar Sismoro yang sudah mengemudikan bemo selama 10 tahun ini.
Soal penghasilan, tutur pria asal Tegal ini, rute trayek yang tidak terlalu jauh menjadi alasan para sopir konsisten menarik bemo. Mereka perlu mengeluarkan tenaga yang cukup besar untuk melintasi rute itu.
IrhamIrham, sopir asal Indramayu, Jawa Barat, merasakan, bemo sebagai angkutan umum paling cocok untuk dikemudikan. Indramayu, Jawa Barat, merasakan, bemo sebagai angkutan umum paling cocok untuk dikemudikan.
Di usianya yang menginjak 49 tahun, dia masih bisa santai, meski tiap hari berkutat dalam kemacetan ibu kota dengan bemonya. “Orang seusia saya bawa bemo itu masih bisa santai. Tidak terlalu memforsir tenaga lah,” ujarnya.
Kehadiran moda transportasi lain, seperti angkutan kota maupun berbasis aplikasi online, tidak terlalu berpengaruh terhadap mereka. “Kalau dibilang pengaruh, pasti ada lah. Tapi, Alhamdulillah, kami masih bisa bertahan. Masyarakat juga masih ada yang mau naik bemo,” ujar Irham.moda transportasi lain, seperti angkutan kota maupun berbasis aplikasi online, tak terlalu berpengaruh terhadap mereka. “Kalau dibilang pengaruh, pasti ada lah. Tapi, Alhamdulillah, kami masih bisa bertahan. Masyarakat juga masih ada yang mau naik bemo,” ujar Irham.
SuadiSuadi, sopir bemo lainnya juga bersyukur. Di tengah gempuran berbagai moda angkutan lelaki 47 tahun ini masih bisa bertahan. (Baca juga : Angkutan Ibu Kota dari Masa ke Masa )gempuran berbagai moda angkutan, lelaki 47 tahun ini masih bisa bertahan.
Meski kehadiran online berpengaruh, ia masih bisa memperoleh penghasilan untuk keluarga. "Sudah pasti ada pengaruhnya, tapi ya mau gimanagimana lagi," ujarnya.
Saat ini, ada sekitar 50 bemo di kawasan Benhil. Agar bisa bertahan, para pemilik terus berusaha merawat bemonya. Jika ada kerusakan dan harus mengganti suku cadang, mereka mencarinya ke toko khusus bemo di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Benhil. Agar bisa bertahan, para pemilik terus berusaha merawat bemonya. Jika ada kerusakan dan harus mengganti suku cadang, mereka mencarinya ke toko khusus bemo di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mereka bisa mendapatkannya dari suku cadang bekas maupun dari kiloan. “Memang kadang susah dapat onderdil yang kami pesan, kadang gampang juga,” ujar Suadi yang juga pemilik bemo itu.kiloan. “Memang kadang susah dapat onderdil yang kami butuhkan, kadang gampang juga,” ujar Suadi yang juga pemilik bemo itu.
Selanjutnya, Dibuang Sayang
Dibuang Sayang
Keberadaan bemo di tengah gempuran transportasi lain, termasuk berbasis aplikasi online menimbulkan cerita sendiri. Meskipun, di mata Organda, bemo sudah tidak masuk lagi dalam daftar angkutan umum di Jakarta. gempuran transportasi lain, termasuk berbasis aplikasi online menimbulkan cerita sendiri. Meskipun, di mata Organda, bemo sudah tidak masuk lagi dalam daftar angkutan umum di Jakarta.
Masa beroperasi bemo di ibu kota dianggap telah selesai. Awalnya, ketika muncul pada era 60-an, bemo diakui menjadi angkutan umum resmi. (Baca Juga: Bemo Ganefo Warisan Soekarno )
Lantaran telah uzur dan dinilai tak layak lagi di ibu kota, bemo kemudian diremajakan dengan angkutan pengganti bemo (APB) pada 1996. diremajakan dengan angkutan pengganti bemo (APB) pada 1996.
PeremajaanPeremajaan itu berlandaskan pada Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 1996 tentang Penghapusan dan Peremajaan Bemo ke APB. Namun, sebenarnya saat ini bemo masih tetap ada.berlandaskan pada Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 1996 tentang Penghapusan dan Peremajaan Bemo ke APB. Namun, kenyataannya saat ini bemo masih tetap ada.
Kondisi itu terjadi karena ketidaktegasan aparat menjalankan aturan. Mereka dianggap biarkanmo terus ada hingga bertahun-tahun. Adanya sebagian masyarakat yang masih membutuhkan kendaraan ini tidak bisa menjadi alasan pembenaran. ketidaktegasan aparat menegakkan aturan. Mereka dianggap membiarkan bemo terus ada hingga bertahun-tahun. Adanya sebagian masyarakat yang masih membutuhkan kendaraan ini tak bisa menjadi alasan pembenaran.
Bemo disinyalir beroperasi tanpa izin. Angkutan itu juga disebut tak dilengkapi dokumen kendaraan. Lantaran itu, Organda yang mendorong Dinas Perhubungan untuk menertibkan bemo. disinyalir beroperasi tanpa izin. Angkutan itu juga disebut tak dilengkapi dokumen kendaraan. Lantaran itu, Organda mendorong Dinas Perhubungan untuk menertibkan bemo.
“Mestinya aparat yang terletak di situ kan mengambil tindakan, mengambil sikap. Karena itu kan menjadi ilegal kendaraan tersebut,” ujar Ketua DPD Organda DKI Shafruhan Sinungan.Organda DKI Shafruhan Sinungan.
Bagi Dinas Perhubungan DKI Jakarta, bemo juga sudah tidak dikategorikan lagi sebagai angkutan umum. Bemo pun seharusnya telah diganti dengan APB berbahan bakar gas. dikategorikan lagi sebagai angkutan umum. Bemo pun semestinya telah diganti dengan APB berbahan bakar gas.
Perkembangan soal peremajaan bemo ini, menurut Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, bergerak positif. Peremajaan dilakukan secara bertahap. peremajaan bemo ini, menurut Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, bergerak positif. Peremajaan dilakukan secara bertahap.
Saat ini, tercatat ada 228 bemo di Jakarta. Dari jumlah itu, diperkirakan hanya sekitar 165 bemo yang beroperasi.
Sebenarnya, Dinas Perhubungan menargetkan untuk merampungkan peremajaan bemo pada akhir 2016. Karena pertimbangan sejumlah hal, termasuk soal ekonomi, target itu dimundurkan. Target terkini yaitu seluruh bemo telah diremajakan ke APB pada Juli 2017.peremajaan bemo pada akhir 2016. Namun, lantaran pertimbangan sejumlah hal, termasuk soal ekonomi, target itu dimundurkan. Target terkini yaitu seluruh bemo telah diremajakan ke APB pada Juli 2017.
Pemerintah, menurut Sigit, memiliki kewajiban memberikan perlindungan dan pelayanan kepada seluruh masyarakatnya. Sigit, mempunyai kewajiban memberikan perlindungan dan pelayanan kepada seluruh masyarakatnya.
“Bagaimanapun kan mereka juga pionir (angkutan umum), sehingga cara kami untuk meremajakan mereka juga berbeda," ujarnya. "Artinya, bukan kami memasukkan satu moda angkutan baru, tidak. Tapi kami lebih pada mengajak dan memfasilitasi”.Bagaimanapun kan mereka juga pionir (angkutan umum), sehingga cara kami untuk meremajakan mereka juga berbeda," ujarnya. "Artinya, bukan kami memasukkan satu moda angkutan baru, tidak. Tapi kami lebih pada mengajak dan memfasilitasi”.
KonsepnyaKonsepnya yaitu pemilik bemo mengajukan proposal peremajaan. Pemerintah daerah segera akan memastikan jumlah dan fisik kendaraan yang diajukan. peremajaan. Pemerintah daerah lantas akan memastikan jumlah dan fisik kendaraan yang diajukan.
Kendaraan yang hendak diremajakan itu harus di-scrab. Setelah itu, pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi untuk trayek dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kendaraan pengganti itu.diremajakan itu harus di-scrab. Setelah itu, pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi untuk trayek dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kendaraan pengganti bemo itu.
Kendaraan APB dikategorikan sebagai angkutan lingkungan. Namun tak tertutup kemungkinan jaringan layanan APB diperluas, seperti menjadi feeder bus TransJakarta. Mereka pun diyakini bisa bersaing dengan moda transportasi lainnya. dikategorikan sebagai angkutan lingkungan. Namun tak tertutup kemungkinan jaringan layanan APB diperluas, seperti menjadi feederTransJakarta. Mereka pun diyakini bisa bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Sebab, dengan masuk sebagai angkutan umum, mereka memiliki standarisasi, baik dari teknis maupun keselamatan. "Yang pasti sudah lebih baik dari mereka tidak dikategorikan sebagai angkutan umum," kata Sigit.dikategorikan sebagai angkutan umum,” kata Sigit.
Sopir-sopir pasrah bila pemerintah berniat menghapuskan bemo di Jakarta. (VIVA.co.id/M Ali Wafa)Wafa)
SismoroSismoro, sopir bemo, berharap bemo tak dihapus dari Jakarta. Dia ingin pemerintah membantu agar bemo bisa rapi dan bagus.
Namun, jika pemerintah ingin tetap meniadakan bemo, dia pun pasrah. “Kalau bemo sudah enggak ada atau dihapus, mau enggak mau beralih (pekerjaan),” katanya.
Suara senada datang dari Aida, feri bemo. Dia minta bemo tak dimusnahkan. Sebab, keberadaan bemo membantu perjalanan warga. Aida, penumpang bemo. Dia minta bemo tak dimusnahkan. Sebab, keberadaan bemo membantu perjalanan warga.
Dia pun meminta pemerintah untuk memperbaiki dan memperindah bemo. "Ini antik kan bemo, jangan dipunahindipunahin lah," ujarnya.
Selanjutnya, Primadona AngkutanPrimadona Angkutan
PrimadonaPrimadona Angkutan
Kini, bemo tak lagi diakui sebagai angkutan umum. Namun, sejarah mencatat bemo menjadi salah satu primadona angkutan umum pada era 60-an. primadona angkutan umum pada era 60-an.
“Saya ingat betul, bahkan juga mau jadi pengusaha bemo ketika itu. Sebab saat itu hanya bemo yang paling mudah dicapai, bisa dinaiki semua tingkat masyarakat,” ujar sejarawan Universitas Indonesia, Anhar Gonggong kepada VIVA.co.id , Jumat, 7 April 2017.dijangkau, bisa dinaiki semua tingkat masyarakat,” ujar sejarawan Universitas Indonesia, Anhar Gonggong kepada
Pada era bemo hadir, menurut pengamat transportasi Yoga Adiwinarto, transportasi umum seperti bus hanya melayani di jalan-jalan besar. Kemunculan bemo menjadi suatu inovasi, karena angkutan itu bisa masuk ke jalan-jalan kecil. Adiwinarto, transportasi umum seperti bus hanya melayani di jalan-jalan besar. Kemunculan bemo menjadi suatu inovasi, lantaran angkutan itu bisa masuk ke jalan-jalan kecil.
"Motor dulu masih jarang banget, yang punya mobil juga masih jarang," ujarnya.Dulu motor masih jarang banget, yang punya mobil juga masih jarang,” ujarnya.
Kemudian, model angkutan umum berkembang. Pada tahun 80-an misalnya, muncul bus-bus berukuran lebih kecil seperti Metromini. Lalu, muncul angkutan kota di era 90-an.
Selanjutnya, pada tahun 2000-banyak bermunculan motor. Kondisi ini seiring dengan banyak tawaran kredit motor dengan uang muka murah. Kemudian, saat ini, bermunculan angkutan berbasis aplikasi online.
“Itu semua ada umur-umurnya lah, tapi yang saya harapkan setelah 2020 bus TransJakarta, MRT menjadi primadona,” ujar Yoga.TransJakarta, MRT menjadi primadona,” ujar Yoga.
Penelusuran VIVA.co.id , kehadiran bemo di Jakarta merupakan inisiatif mendiang Presiden Soekarno pada 1962. Kendaraan asal Jepang ini didatangkan sebagai sarana transportasi bagi para atlet yang mengikuti Asian Games.Soekarno pada 1962. Kendaraan asal Jepang ini didatangkan sebagai sarana transportasi bagi para atlet yang mengikuti Asian Games.
Bemo pernah merajai jalanan tak hanya di DKI Jakarta, tapi juga sejumlah kota lain di Tanah Air. Di antaranya, Surabaya, Malang, Bogor, Bandung, dan Padang. Surabaya, Malang, Bogor, Bandung, dan Padang.
Pada 1 Desember 1971, Pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk menjadi angkutan umum pengganti. Sebab, dianggap sangat praktis, lincah, dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit.
Namun, kemunculan berbagai moda transportasi lainnya membuat bemo terdesak. Kendaraan yang di Jepang dikenal sebagai Daihatsu Midget itu terpinggirkan. kemunculan berbagai moda transportasi lainnya membuat bemo terdesak. Kendaraan yang di Jepang dikenal sebagai Daihatsu Midget itu terpinggirkan.
Saat ini, mereka hanya melayani rute-rute pendek. Di antaranya Terminal Manggarai- Rumah Sakit St Carolus-Terminal Manggarai, rute Stasiun Karet-Halte busway Karet, dan rute Benhil-Pejompongan.Manggarai- Rumah Sakit St Carolus-Terminal Manggarai, rute Stasiun Karet-Halte busway Karet, dan rute Benhil-Pejompongan.
keberadaan bemo tidak lekang oleh jaman di Jakarta. (VIVA.co.id/M Ali Wafa)jaman di Jakarta. (VIVA.co.id/M Ali Wafa)
Meski terpinggirkan, bemo tetap bertahan. Anhar mengacungkan jempol akan eksistensi bemo hingga saat ini. Anhar mengacungkan jempol akan eksistensi bemo hingga saat ini.
“Bayangkan, dari tahun 60. Artinya daya tahan pemiliknya, pemakainya tetap ada. Orang memang butuh. Kebutuhan itu yang menurut saya penting oleh pemerintah,” katanya.
Anhar pun berharap, bemo bisa tetap eksis, meskipun ada larangan beroperasi di jalan utama. Sementara itu, Yoga berpendapat, bemo sudah sulit untuk dikembangkan jika dilihat dari sisi keamanan, polusi, dan usia bemo yang terlalu tua untuk dijalankan.
Dia lebih setuju jika bemo dilestarikan. Misalnya, dengan mengoperasikan bemo di rute-rute terbatas, seperti lokasi wisata.
Namun, mesinnya harus diganti lebih dulu agar tidak menimbulkan polusi udara. “Saya pikir dilestarikan saja, artinya untuk jadi warisan, ” ujar Yoga. (seni)