Pantau Api, Sinar Mas Pasang Kamera dan Satelit Mini

Seorang pekerja dari PT Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas menjelaskan tampilan gambar hasil foto satelit dan kamera termal untuk pemantau titik api di lahan perkebunan, Kamis (9/3/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – PT Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas mengeluarkan beberapa teknologi canggih untuk mendeteksi sejak dini kebakaran hutan yang ada di wilayah Sungai Baung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Sinar Mas Ungkap Bukti Biofuel Jadi Solusi Tekan Emisi dan Hemat Devisa

Salah satu alat yang digunakan yakni kamera termal yang kini telah diletakkan sebanyak dua titik, seperti di wilayah Simpang Tiga, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan desa di Kecamatan Padang Sugihan, Sumatera Selatan.

Kamera dengan bobot 70 kilogram tersebut, diletakkan di atas tower dengan ketinggian 30 meter.

Biomedical Campus Hadir di BSD City

Manajer Fire Management APP Sinar Mas, Sujica Lusaka, mengatakan, kamera tersebut mampu memutar 360 derajat secara otomatis dan dalam setiap lima jam akan naik turun untuk melihat titik api yang ada di kawasan OKI.

"Ketika ada kebakaran dengan jarak dua sampai 10 kilometer, akan langsung terpantau oleh kamera termal," kata Sujica, Kamis, 9 Maret 2017.

Sinar Mas Rayakan HUT ke-85, Ini Nilai-nilai yang Jadi Panutan

Kamera itu telah terhubung ke Situation Room Center (SRC) Sinar Mas, sehingga lokasi titik api dapat langsung diketahui.

"Kamera termal itu mampu mendeteksi gelombang pendek api dan itu akan langsung ditangkap dan dikirim ke SRC. Kamera termal bisa bekerja 24 jam, tanpa harus terkendala oleh asap bahkan sampai malam. Begitu terpantau, kamera  otomatis langsung zoom dan mengirim laporan ke kami," ujarnya.

Selain kamera termal, APP Sinar Mas juga menggunakan mini satelit yang diluncurkan pada awal Maret lalu. Satelit tersebut juga mampu melihat jarak kebakaran hutan dan lahan hingga lima meter persegi.

Akan tetapi, satelit mini itu mempunyai kekurangan. Dalam setiap capture gambar yang ditangkap satelit memiliki jeda tiga jam, sebelum masuk ke SRC.

"Kami perusahaan pertama kali di dunia yang memakai alat-alat seperti ini (kamera termal dan satelit) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Memang untuk satelit sedikit lama, karena harus mengirimkan data secara benar. Berbeda dengan kamera termal yang mengirimkan data secara realtime," kata Sujica.

Mares Prabadi, Fire Operation Palembang Head, menambahkan, selain alat canggih, 15 tower dan 600 personel anggota penanggulangan kebakaran hutan dan lahan juga disiapkan.

Diungkapkan Mares, untuk investasi kamera termal senilai Rp1,3 miliar. Sementara itu, mini satelit sebesar US$15 ribu.

"Selain itu, kami menyiapkan enam helikopter. Tiga jenis Super Puma, satu unit tipe Bell 412, dan tipe B3. Ditambah lagi alat penyedot air sudah disiapkan 1.150 pompa air," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya