5 Cara Berhemat bagi Working Mom

Ilustrasi working mom
Sumber :
  • ekokusnur.com

VIVA.co.id – Hari perempuan sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret ini, sebagian perempuan di Amerika Serikat dan Eropa merayakan dengan turun ke jalan. Tapi di Indonesia, mari kita bicara tentang ibu yang bekerja alias working mom atau ibu pekerja.  

Kebakaran Hebat di Kebon Jeruk Jakbar, 15 Rumah Ludes Dilalap Api

Berbanggalah bila Anda seorang working mom atau jika Anda pasangan seorang working mom. Sebab menjadi working mom itu tidak mudah.

Menjadi working mom berarti mengemban tiga peran besar sekaligus: sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai pekerja produktif. Tidak semua perempuan mau dan mampu menjalankan tiga peran ini sekaligus.

Mencekam, Kawanan Gajah Liar Serang Rumah Warga di Lampung Barat

Maklum, tantangannya cukup berat. Anda dituntut mampu menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan di kantor dengan tuntutan peran sebagai istri, juga ibu bagi anak-anak.

Dari sisi finansial, keluarga dengan dua sumber penghasilan, yakni Anda dan suami, seharusnya bisa lebih leluasa mewujudkan tujuan-tujuan keuangan keluarga. “Tapi, kenyataannya, kadang kala tidak seindah yang dibayangkan. Kadang keuangan keluarga tetap saja kedodoran sehingga working mom mesti berutang ke sana sini,” kata Jay Broekman, Managing Director Halomoney.co.id.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal

Anda termasuk working mom yang merasa pengeluaran keluarga tetap berantakan kendati keluarga Anda memiliki dua sumber penghasilan? Bila ya, pasti ada yang salah dalam cara Anda mengatur keuangan. Berikut ini tips mudah agar dompet Anda sebagai ibu bekerja tetap sehat wal afiat:

1. Disiplin anggaran

Disiplin mengatur anggaran adalah kunci utama agar finansial keluarga tidak berantakan. Bagaimana caranya? Setiap kali Anda mendapatkan gaji, segera sisihkan minimal 10 persen-15 persen untuk tabungan. Lakukan hal ini di awal Anda menerima gaji, bukan di akhir.

Setelah disisihkan untuk tabungan, bayarlah aneka macam tagihan dan cicilan. Pastikan besar cicilan utang tagihan konsumtif Anda tidak melebihi 30 persen dari gaji.

Para perencana keuangan membolehkan porsi utang menjadi 35 persen bila jenisnya adalah utang produktif seperti kredit pemilikan rumah. Mengapa harus dibatasi? Karena bila beban cicilan Anda melebihi batas, arus kas keuangan keluarga Anda rentan terganggu.

Sisa anggaran bisa Anda peruntukkan untuk anggaran hidup sehari-hari seperti kebutuhan makan, transportasi, gaji asisten rumah tangga atau daycare, kebutuhan anak, dan lain-lain. Jangan lupa pula siapkan anggaran sosial seperti untuk kewajiban zakat profesi atau perpuluhan (persembahan untuk gereja bagi umat nasrani), dan anggaran entertainment.

2. Memasaklah sendiri

Memasak sendiri untuk keluarga dan membawa bekal makan siang dari rumah bisa sangat menghemat anggaran rumah tangga. Begini gambarannya. Anggaplah saat ini Anda dan suami baru memiliki satu anak, dengan satu tenaga pengasuh atau ART.

Anda bisa berbelanja menu segar seperti buah, sayur dan lauk untuk seminggu setiap akhir pekan. Anggaran belanja, anggap saja kurang lebih Rp500 ribu. Dalam satu bulan, berarti besar anggaran untuk makan keluarga sekitar Rp2 juta.

Sedang bila Anda selalu membeli makan di luar, hitungannya seperti ini: empat kepala @Rp20 ribu x 3 kali makan x 30 hari = Rp7,2 juta. Sangat signifikan perbedaannya, bukan?

Agar trik ini bisa dijalankan oleh working mom, Anda harus menerapkan strategi pengaturan waktu yang tepat. Misalnya, menyiapkan rencana menu selama seminggu penuh.

Manfaatkan akhir pekan untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan agar kegiatan memasak lancar. Bila pagi-pagi Anda sudah harus berangkat bekerja, mau tidak mau Anda harus memasak di malam hari.

3. Atur jadwal belanja

Kebanyakan perilaku boros dipicu oleh tindakan impulsif, terutama berkaitan dengan acara berbelanja. Anda bisa menyiasati ini dengan belajar disiplin berbelanja. Misalnya, di akhir bulan setelah menerima gaji, Anda jadwalkan untuk berbelanja kebutuhan belanja bulanan (groceries).

Biasakan mencatat barang apa saja yang perlu Anda beli. Percayalah, ini akan membantu Anda terhindar dari aksi impulsive buying. Untuk berbelanja produk segar, Anda bisa jadwalkan tiap akhir pekan.

Anda bisa mendapatkan harga lebih hemat bila berbelanja di pasar tradisional. Penghematannya bisa mencapai 20-30 persen, loh! Tips lain untuk mengurangi godaan belanja tak sesuai kebutuhan adalah, uninstall aplikasi e-commerce di ponsel Anda. Sisakan aplikasi belanja yang benar-benar penting.

4. Berhemat dari hal sepele

Menekan pengeluaran rumah tangga bisa Anda mulai dari hal-hal sepele. Misalnya, mengatur pemakaian mesin cuci dan setrika agar listrik hemat. Sekali mengoperasikan mesin cuci dan setrika, listrik yang tersedot bisa di atas 250 watt.

Siasati dengan mencuci dan setrika pakaian seminggu dua kali saja atau setiap akhir pekan. Memakai jasa binatu boleh jadi bisa lebih hemat. Misalnya mencari jasa cuci yang bersih dan murah di sekitar Anda.

Mulai kurangi pemakaian alat elektronik rumah tangga. Misalnya, setel timer di mesin pendingin udara agar AC tidak menyala sepanjang waktu. Berada di ruang ber-AC terus menerus juga buruk bagi kesehatan.

Tidak perlu menyalakan dispenser hanya untuk air dingin dan panas. Maksimalkan kulkas untuk kebutuhan air dingin dan kompor gas untuk air panas.

Dispenser bisa sangat boros listrik di atas 300 watt. Biasakan mencabut steker listrik yang tidak dipakai, matikan lampu ketika pergi, dan lain-lain.

5. Tertib pencatatan

Dengan rutin mencatat pengeluaran dan pemasukan rumah tangga, Anda bisa melacak sudah sejauh mana keberhasilan aksi penghematan Anda. Anda bisa memakai aplikasi finansial yang banyak tersedia di gawai android maupun IOS.

Mudah bukan menjalani strategi keuangan ala working mom? Selamat mencoba, selamat berhemat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya