Menteri ESDM Bicara Impor Gas untuk Industri
- VIVA.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Pemerintah mewacanakan membuka keran impor gas untuk industri yang kebutuhan gasnya tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri. Impor dilakukan, agar industri dapat lebih bersaing lantaran harga gas di Timur Tengah yang lebih kompetitif di mana berkisar di angka US$3-3,5 per MMBTU (ukuran satuan dalam industri gas alam).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan, hal itu memang telah diputuskan dalam Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Negara bersama Presiden. Namun, untuk implementasinya masih menunggu pembahasan di tingkat menteri.
"(Mengenai impor gas) Itu sedang dibahas di kantor Menko Perekonomian dan Menko Maritim. Kan, sudah Ratas dengan Presiden, jadi prinsipnya Presiden meminta bahwa harga gas dalam negeri juga harus kompetitif," kata Jonan di sela rapat di Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 30 Januari 2017.
Mengenai wacana impor gas untuk industri tersebut, lanjut mantan Menteri Perhubungan itu, juga akan membuat persaingan harga gas impor dan dalam negeri menjadi meningkat.
"Kalau impor sebenarnya persaingannya besar sekali, karena kan dia pakai kapal besar. Jadi ini lagi dibahas. Nanti aja tunggu ya," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah mewacanakan untuk menurunkan harga gas untuk industri menjadi US$6 per MMBTU pada awal tahun 2017. Namun, target itu tampaknya tak terealisasi lantaran di beberapa wilayah masih ada yang berkisar hingga US$8 per MMBTU. (one)