Aksi Bocah Penjual Koran di Tengah Aksi Damai 212
- VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Di tengah Aksi Damai 212, yang merupakan aksi lanjutan dari kasus dugaan penistaan agama yang menyeret nama Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, ada sekelompok anak yang memanfaatkan peluang bisnis dengan menjajakan koran bekas untuk alat salat.
Di sela jalan Ridwan Rais, yang dipadati kerumunan masa aksi damai 212, VIVA.co.id mendapati sekelompok anak yang membawa sejumlah koran bekas. Mereka adalah lima siswa Sekolah Dasar (SD) kelas lima, yaitu Fadli, Arlan, Dava, Angga, dan Abi, yang semuanya adalah teman bermain di daerah Kwitang.
Saat ditanya, Fadli mengatakan, mereka memang niatnya berjualan koran bekas untuk ditawarkan kepada para demonstran yang akan melaksanakan zikir dan salat bersama di masjid Istiqlal.
"Enggak ikut demo. Mau jualan koran bekas ini," kata Fadli kepada VIVA.co.id di sekitaran jalan Ridwan Rais Jakarta pada Jumat 2 Desember 2016.
Dia mengatakan, setiap Jumat, dia dan kawan-kawannya memang berjualan di masjid Istiqlal, atau di masjid Cut Mutia, untuk menjajakan koran bekas seharga Rp1.000 per dua lembar.
Ia mengatakan, dalam sehari kalau lagi ramai di masjid, seperti kegiatan aksi damai jilid III ini, akan mendapatkan uang sekitar Rp50 ribu-Rp100 ribu. "Kemarin, ada yang bayar Rp100 ribu, tetapi enggak ada kembalian. Jadi, disuruh ambil aja," ujarnya.
Fadli menambahkan, dia sengaja berjualan koran bekas, sementara kedua orangtuanya masih bekerja. Ia mengakui, aksinya ini, karena keinginan mengumpulkan uang sendiri untuk membeli telepon seluler, atau handphone.
Selanjutnya, ia bercerita, kalau telah izin ke orangtua untuk berjualan di daerah masjid Istiqlal. "Iya sudah izin ke mama. Mama bilang, hati-hati, jangan jauh-jauh," ucapnya. (asp)