Pemerintah Genjot Investasi dan Ekspor Hadapi 2017
- VIVA.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,1 persen. Upaya untuk mencapainya, Indonesia akan diadang oleh tantangan eksternal ekonomi, di antaranya, kebijakan ekonomi Donald Trump, Brexit, perlambatan ekonomi China, dan geopolitik dunia.
Anggota Komisi XI DPR RI Donny Imam Priambodo, mengatakan, perisai dan senjata untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan menggenjot investasi masuk ke dalam negeri dan diversifikasi sektor ekspor.
Adanya pengadaan proyek-proyek inovatif yang menarik, misalnya dengan proyek pengembangan sektor industri ikan olahan, selain dapat menarik investasi, dapat pula menyerap tenaga kerja dalam negeri dan dengan kemampuan daya saing yang tinggi akan dapat unggul di pasaran.
"Misalnya, pengangguran bisa turun karena banyak yang mendapatkan pekerjaan. Apalagi proyek-proyek padat karya, kegiatan industri meningkat, kegiatan jual beli meningkat, kegiatan ekonomi lainnya meningkat, dan otomatis pendapatan rakyat meningkat," kata Donny dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 24 November 2016.
Kemudian, ia mengungkapkan, dari pendapatan industri yang tinggi, tentu akan memberikan pendapatan negara yang tinggi pula melalui adanya pajak negara, baik pajak penambahan nilai (PPN) maupun pajak penghasilan (PPh).
"Hal yang sama juga di sektor ekspor. Pemerintah harus fokus dan berinovasi dalam hal tersebut, think out of the box. Tentunya hal lainnya nanti akan otomatis menyusul dengan sendirinya," ucapnya.
Sementara itu, investasi dari dalam atau luar negeri turun dan kegiatan ekspor turun, bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi akan sulit untuk tercapai.
"Sekali lagi, pemerintah harus fokus dan melakukan inovasi pada bidang investasi dan ekspor demi tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana visi Nawacita Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Sementara itu, pada Indonesia Economic Outlook 2017 di Bursa Efek Indonesia, pada Rabu lalu, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan, perekonomian Indonesia tumbuh dengan keseimbangan yang baik. Karena, bisa tumbuh di kisaran 5 persen, dengan angka defisit anggaran tidak lebih dari 3 persen.