Pertamina Anggarkan Rp800 Miliar untuk Penyetaraan Harga BBM
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – PT Pertamina menganggarkan Rp800 miliar untuk ongkos distribusi suplai bahan bakar minyak (BBM) ke wilayah Timur Indonesia.
Anggaran tersebut dikeluarkan setelah Presiden Joko Widodo menetapkan kebijakan 'BBM Satu Harga' di seluruh Indonesia. Dengan begitu, masyarakat di Papua dapat menikmati BBM dengan harga sama dengan wilayah lainnya.
Vice President Coporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, ongkos transportasi BBM tiap daerah untuk menjangkau ke sana beragam, karena tingkat kemudahan akses transportasi berbeda-beda.
"Hanya ongkos angkut, belum BBM-nya. Ongkos angkut ini berkisar dari Rp3.900 per liter sampai yang paling tinggi di Puncak Jaya sekitar Rp29.000 per liter," ujar Wianda dalam acara Energi Kita di Dewan Pers Jakarta pada Minggu, 23 Oktober 2016.
Seperti di Bouven Digoel, Wianda menyebutkan ongkos angkutnya sekitar Rp3.900 per liter karena sudah ada akses jalan darat. Sementara, kapasitas per bulan yang akan disuplai sekitar 28.000 KL untuk premium dan sekitar 15.000 KL untuk solar.
Menurutnya, semua biaya transportasi tersebut akan ditanggung Pertamina, sehingga lembaga penyaluran Pertamina tetap dapat menjual premium Rp6.450 per liter dan solar Rp5.150 per liter.
"Kita butuh dukungan pemerintah supaya semua kegiatan ekspansi bisnis Pertamina, pengembangan bisnis baik upstream atau downstream didukung pemerintah supaya kita masih punya fleksibilitas untuk mensupport saudara-saudara kita yang ada di Papua maupun di wilayah terluar, terpencil, dan terisolir lainnya, satu lagi mengambah daerah rawan konflik," jelas Wianda.
Saat ini, Pertamina telah mendirikan sembilan Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) di delapan kabupaten yang selama ini masih terisolir.
"Presiden sudah sangat mengerti dan memerintahkan kepada Pertamina. Makanya, kita lakukan hanya dalam hitungan kurang dari satu tahun. Instruksi presiden sudah kita jalankan," ungkapnya