Pelan-pelan Premium Hilang dari Indonesia
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – PT Pertamina (Persero) mengakui ada pengurangan nozzle untuk bahan bakar minyak jenis premium, atau Ron 88 di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Namun, bukan berarti Badan Usaha Milik Negara ini berencana menghilangkan premium dari Indonesia.
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, menegaskan pengurangan nozzle ini merupakan langkah bisnis, dan bukan untuk menghapuskan premium. Pengurangan ini pun hanya dilakukan di kota besar yang tingkat permintaan sudah berkurang, atau beralih mengkonsumsi BBM jenis pertalite dan pertamax.
"Kalau bisnis kan begini, apakah semua SPBU mau jual (premium), ya sudah enggak ada yang mau (beli), kalau pakai pertalite kan efisiensinya sampai 10 persen," kata Ahmad Bambang ditemui di komisi VII DPR RI, Selasa, 6 September 2016.
Ahmad mengatakan bahwa pengurangan BBM jenis premium dilakukan dengan melihat permintaan dari masyarakat di suatu daerah. "Kalau SPBU suruh paksa pertamax turbo, juga enggak ada yang mau, enggak banyak. Ya paling kota-kota besar saja. Karena kembali ke konsumsi," ungkapnya.
Dia menjelaskan konsumsi premium di daerah perkotaan sudah mulai berkurang. Berdasarkan data secara nasional, konsumsi BBM jenis premium di masyarakat sudah berkurang menjadi di bawah 60 persen. Sedangkan di pulau Jawa, masyarakat yang mengkonsumsi ini di bawah 50 persen.
Dia menguraikan konsumsi premium dulunya sempat mencapai 86 ribu hingga 90 ribu kiloliter per hari secara nasional. Tapi sekarang menurun hingga mencapai 50 ribu Kl per hari. Di sisi lain, BBM jenis pertalite mencapai 20 ribu Kl per hari, dan pertamax 15 sampai 16 ribu per hari.
"Jadi daerah perkotaan kan sudah banyak yang mau pakai BBM bagus, premiumnya dikurangi, lama-lama hilang," ujar dia.