Realisasi Proyek Listrik 35 Ribu MW Dicap Lamban
VIVA.co.id – Megaproyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015 diragukan target realisasinya pada 2019 yang diperkirakan menjadi tahun beban puncak kebutuhan kelistrikan.
Rinaldy Dalimi dari Dewan Energi Nasional mengatakan, realisasi pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW sepantasnya memang menjadi kewajiban pemerintah, setidaknya untuk kawasan perkotaan terlebih dahulu. Oleh karena itu, dengan kebutuhan listrik yang tinggi dan semakin meningkat, pembangkit listrik sangat diperlukan untuk mencukupkan kebutuhan pada tahun 2019 tersebut.
"Seharusnya kota membangun pembangkit 35 ribu untuk mencukupi hingga 2019," kata Rinaldy di Hall Dewan Pers, Jakarta pada Minggu, 28 Agustus 2016.
Ia menyebutkan bahwa jika proyek itu tidak bisa selesai jelang 2019, maka akan terjadi krisis kelistrikan. "Konsep diselesaikan pada tingkat menteri itu kan harus seirama, (namun) sekarang belum seirama," tuturnya.
Saat ini, megaproyek pembangkit listrik 35 MW sedang dalam fokus percepatan proyek atau fast tracking project (FTP) yang ditangani oleh pihak swasta 80 persen.
Namun, besar kapasitas swasta dalam proyek ini menurutnya tidak justru mempercepat penyelesaian proyek. "Pertama tender lebih lama kalau swasta, lalu pembebasan lahan. Masalahnya dana pemerintah tidak ada. Lalu ada 30 persen saat ini titik-titik koordinat belum diketahui," kata dia lagi.