Bawa-bawa Presiden Hingga IRT, Mentan Geram Dikritik
- antaranews.com
VIVA.co.id – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan, ada alasan tertentu hingga pemerintah tetap mengimpor jeroan sapi dari India. Tingginya konsumen jeroan di Tanah Air adalah salah satu penyebabnya.
Menurutnya, langkah impor jeroan seharusnya tidak dijadikan ajang menghakimi Kementerian Pertanian. Apalagi dituding bahwa dirinya tidak konsisten soal impor itu.
"Enggak jelas memang yang senang dan tidak senang. Kami lakukan (impor) ini kan karena rakyat yang minta. Saya dibilang tidak konsisten, kami konsisten pada ideologi bukan kalimat. Undang Undang saja bisa diamandemen kalau rakyat minta," kata Amran saat membuka Rakor Pertanian yang membahas luas tambah tanah dan produktivitas padi di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat, Rabu 20 Juli 2016.
Kementerian, kata dia, tetap memberlakukan impor jeroan sapi karena memang menjadi kebutuhan pangan di masyarakat. Kendati demikian, impor lalu diprotes karena diduga jeroan berpotensi mengandung bibit penyakit.
Amran menilai, tindakan protes oleh kelompok tertentu terhadap kebijakannya bukan hal baru. Tudingan semacam itu juga terdengar pada saat impor daging beku pada Lebaran tahun ini.
"Wajar protes, harga frozen (daging beku) itu kami beli Rp70 ribu per kilogram, sementara daging segar Rp140 ribu per kilogram, jauh dua kali lipat harganya," ujarnya.
Lanjut Amran, tindakan protes kerap terjadi dengan alasan masyarakat tidak menginginkan pemerintah mengambil langkah impor. "Jangan wakili lidahnya masyarakat oleh mereka," kata Amran.
Sedangkan untuk daging beku, menurutnya, dipastikan tidak ada masalah. Amran mengatakan masyarakat juga biasa mengonsumsi makanan beku di restoran dan berbagai kesempatan.
"Kalau frozen itu dari Presiden sampai ibu-ibu rumah tangga (IRT) juga mengonsumsi," jelasnya.