Melanjutkan Budaya Menabung Sejak Dini

Edukasi literasi keuangan “Rajin Menabung” bagi siswa-siswi
Sumber :

VIVA.co.id – Menabung sudah menjadi kata sehari-hari yang selalu diingatkan berbagai pihak. Ketika kita masih kecil, orang tua dan guru seringkali mengingatkan untuk menyisihkan uang saku dan memasukkannya ke dalam celengan. Tanpa disadari, peringatan itu lama-lama tumbuh menjadi budaya yang baik.

Transaksi Swap Lindung Nilai Nasabah Eksportir BCA di 4 Kota

Sebagai institusi keuangan yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali mewujudkan komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Kali ini, BCA menyelenggarakan edukasi literasi keuangan “Rajin Menabung” bagi siswa-siswi SDN 04 Pringgabaya, Lombok Timur, NTB dan SDN 01 Gondanglegi Wetan, Malang, Jawa Timur. Edukasi literasi keuangan ini termasuk salah satu dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Bakti BCA pilar Solusi Cerdas.

BCA membagikan pengetahuan dan keterampilan perencanaan keuangan sejak usia dini, salah satunya melalui budaya menabung. Diharapkan, para siswa memiliki gambaran dan pengetahuan yang utuh tentang manfaat melakukan perencanaan keuangan sedari dini. Apabila pelajar sudah mendapatkan edukasi mengenai literasi keuangan, maka mereka akan lebih mudah mengelola keuangan dengan mengakses layanan dan fasilitas keuangan, termasuk diantaranya tabungan.

Tenun Ikat dalam Seragam Baru Korporasi BCA

Edukasi literasi keuangan “Rajin Menabung” bagi siswa-siswi

Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk memulai kebiasaan menabung pada siswa. Salah satunya dimulai dengan mengatur uang saku. Misalnya, ketika siswa diberikan uang saku Rp10.000 per hari, maka mereka mulai menentukan berapa banyak uang saku untuk ditabung dan berapa banyak uang saku untuk jajan, bahkan orang tua dapat turut mendorong mereka untuk menyisishkan uang saku mereka untuk ditabung. Orang tua yang tegas akan menanamkan jiwa disiplin siswa untuk mengatur keuangan sejak dini.

Unik, Seragam Kantor dari Tenun Ikat Rancangan Didiet Maulana

Selanjutnya, siswa perlu ditanamkan pemikiran untuk memiliki target. Pemikiran ini akan mendorong siswa untuk menabung sebelum membeli. Ke depannya, untuk memenuhi kebutuhan, maka mereka tidak akan meminta kepada orang tua, namun berusaha sendiri untuk mewujudkannya. Jiwa gigih dan tekun siswa ini menjadi nilai tambah tersendiri dalam membangun budaya menabung. Misalkan saja saat siswa sedang membutuhkan sepeda baru untuk pergi ke sekolah, maka mereka akan menerapkan perhitungan uang saku yang mereka sisihkan setiap harinya. Dengan menabung Rp5.000 per hari, maka mereka memiliki target Rp50.000 dalam sepuluh hari. Selanjutnya, target tabungan siswa akan semakin meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan peningkatan jumlah uang saku mereka.

Budaya menabung akan semakin baik lagi apabila siswa diajak oleh orang tua mereka untuk menabung ke bank. Ketika siswa ke bank, maka mereka akan merasa seperti nasabah yang memiliki tanggung jawab tersendiri untuk mengelola uang dan menabung. Siswa akan semangat untuk kembali ke bank dan menyerahkan uang tabungan mereka sendiri ke petugas bank. Sungguh menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Orang tua perlu mendampingi dan memperlihatkan jumlah saldo yang dimiliki oleh siswa agar tahu apabila tabungannya bertambah banyak.
“Perencanaan keuangan, khususnya melalui kebiasaan menabung perlu diperkenalkan kepada masyarakat sejak dini. Siapa saja bisa menabung tidak hanya para pekerja, namun juga pelajar. Semakin dini pelajar menyadari manfaat menabung, maka semakin besar manfaatnya untuk masa depan mereka. Sehingga ke depannya dapat mengandalkan tabungan sendiri, tidak bergantung kepada orang tua mereka,” ujar Rudy Tinton Soeprapto Kepala BCA KCU Lombok yang hadir dalam acara edukasi mengenai menabung bagi siswa-siswi SDN 04 Pringgabaya, Lombok Timur, NTB.

Pelaksanaan edukasi literasi keuangan ini adalah bentuk dukungan BCA dalam mendukung langkah OJK untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan program OJK, BCA berharap berbagai program literasi keuangan seperti ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan jumlah penduduk yang melek keuangan, yang saat ini sudah mencapai 21,84 persen.

“Sejalan dengan program OJK, kami berharap berbagai program literasi keuangan ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan angka literasi keuangan di Indonesia. Mari bersama-sama kita wujudkan masyarakat yang bijaksana dalam mengelola keuangan,” kata Rudy Tinton Soeprapto, Kepala BCA KCU Lombok. (Webtorial)

Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo

Inovasi dan Nilai Transformasi Digital menjadi Tema IKF VII

Ekonomi digital berpotensi untuk terus bertumbuh di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2018