BI: Beredar 12 Ribu Lembar Uang Palsu di Jateng dan DIY

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id - Bank Indonesia menemukan sebanyak 12.197 lembar uang palsu di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah itu tercatat dalam kurun waktu Mei hingga awal Juni 2016.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Iskandar Simorangir, peredaran uang palsu di dua wilayah itu meningkat sebanyak 6 persen dibanding tahun lalu. Uang palsu yang paling banyak beredar adalah pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.

Temuan uang palsu Rp100.000 sebanyak 44 persen dengan jumlah 5.016 lembar. Sedangkan pecahan Rp50.000 sebanyak 64 persen dengan jumlah 6.340 lembar.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Iskandar menjelaskan, peredaran uang palsu itu memang meningkat daripada tahun lalu tetapi jumlahnya sebenarnya masih rendah ketimbang uang asli yang beredar yang 5,1 juta lembar. Satu lembar uang palsu berbanding lima juta uang asli.

“Jadi, jumlahnya masih relatif kecil," kata Iskandar kepada wartawan di Semarang pada Rabu, 8 Juni 2016.

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

Meski terhitung kecil, Bank Indonesia mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati atas peredaran uang palsu, terlebih memasuki saat Ramadan dan menjelang Lebaran Idul Fitri tahun 2016, masyarakat membutuhkan lebih banyak uang.

Bank Indonesia menyarankan masyarakat yang hendak menukar uang menjelang Lebaran agar bertransaksi di bank-bank. "Penukaran uang diajukan secara kolektif agar dapat dilayani setiap hari Rabu. Silakan ditukar di kantor BI atau perbankkan," ujarnya.

Penukaran uang pecahan melalui Bank Indonesia dibatasi maksimal Rp8 juta setiap hari Rabu. Kebijakan itu diberlakukan bagi seluruh bank di bawah Bank Indonesia.

(mus)

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022