Sandiaga Uno: Harga Daging Rp80 Ribu per Kg, Tidak Mungkin

Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke Pasar Kota Pariaman.
Sumber :
  • Wahyudi A Tanjung/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indoneisa (APPSI), Sandiago Uno, menyebut pemerintah jangan terlalu muluk-muluk menjanjikan sesuatu kepada rakyat, terkait bakal dikeluarkannya kebijakan harga daging Rp80 ribu per kilogram (kg).

Awal Ramadhan, Harga Daging Tembus Rp160 Ribu Per Kg di Pasar Tomang

“Di harga maksimal Rp100 ribu per kilogram saja sangat tidak mungkin, apalagi Rp80 ribu. Jadi, pemerintah jangan terlalu muluk-muluk memberi janji kepada rakyat," ujar Sandiaga saat mengunjungi pasar Kota Pariaman, Sabtu, 4 Juni 2016.

Sandiago menambahkan, harga daging sapi di wilayah DKI Jakarta berkisar Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram. Jika diturunkan menjadi Rp80 ribu, di saat kebutuhan daging naik hingga 25 persen terkait masuknya bulan suci Ramadan, hal tersebut sangat merugikan pedagang.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

"Kalaupun ada operasi pasar, jelas sangat terlambat, kecuali pemerintah sudah merencanakannya lebih awal," kata Sandiaga.

Sementara itu, untuk menstabilkan harga daging saat ini, kata dia, maka pasokan daging harus ditingkatkan, mengingat disparitas harga yang cukup tinggi.

Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi Tembus Rp140 Ribu per Kg

"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar buat kami (APPSI), lantaran sebagai pedagang kami hanya menerima di ujung atau hilir. Sehingga rantai distribusi yang panjang dari hulu menjadi kendala untuk menghasilkan daging dengan harga yang bisa dijangkau kalangan ekonomi menengah ke bawah," ujar Sandiaga.

Menurut bakal calon Gubernur Jakarta ini, sebelum mengatur masalah harga, pemerintah sebaiknya memperbaiki sistem di hulunya atau masalah impor. Seperti diketahui bahwa kebutuhan daging sapi memasuki bulan suci Ramadan meningkat dan hal ini sudah terjadi dari tahun ke tahun, rata-rata kenaikan antara 20 hingga 30 persen.

Karena itu, dia berpendapat, pemerintah seharusnya sudah bisa mengantisipasi lebih awal, sehingga tidak terjadi kesalahan dari tahun ke tahun di saat kebutuhan daging sapi melonjak dan harga langsung tak terkendali.

"Apalagi sapi lokal tidak bisa menyuplai kebutuhan jelang Ramadan, sehingga memang harus dilakukan impor sapi. Tapi jangan lagi dalam bentuk daging beku, melainkan bibit dan penggemukannya dilakukan di dalam negeri, sehingga menghidupkan perekonomian rakyat," tutur dia.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menginginkan harga daging sapi Rp80 ribu per kg. Dia juga meminta kementerian bersangkutan untuk menurunkan harga daging yang saat ini sudah menembus lebih dari Rp120 kg. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya