Kemenperin Minta Pemda Kembangkan Bahan Baku Perkebunan

Perkebunan Teh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha

VIVA.co.id – Kementerian Perindustrian mengimbau pemerintah daerah agar mampu mengembangkan industri makanan dan minuman berbasis bahan baku pertanian dan perkebunan. Hal tersebut guna meningkatkan produktivitas serta daya saing, yang akan berimbas pada peningkatan ekonomi daerah.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Kementerian Perindustrian, Made Dharma Harthana menyebut, pada 2015 lalu, nilai ekspor dan impor menurun.

"Hingga 2015, ekspor dan impor menurun. Bukan berarti permintaan kurang, tapi memang pesaing makin banyak. Sehingga, ini yang perlu kita tingkatkan, berdasarkan komparatif berbasis bahan baku," kata Made di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 5 Mei 2016.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Dengan didorongnya pengolahan sektor pertanian dan perkebunan, serta meningkatkan kualitas bahan baku, maka bangsa Indonesia akan memiliki daya saing di era perdagangan bebas. Menurutnya, industri makanan dan minuman yang berbasis bahan baku pertanian dan perkebunan menduduki peringkat kedua laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), dengan nilai 7,5 persen.

Selain industri makanan dan minuman, Dharma mengungkapkan, industri mesin peralatan dan perlengkapan juga meningkatkan peluang, terutama jika harga impor mesin tengah melonjak. Industri kimia farmasi dan obat juga menjadi salah satu yang bisa diterapkan di daerah-daerah, mengingat Indonesia kaya akan tanaman herbal.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

"Bahan bakunya tinggal dibuat efisien, bagaimana diolah oleh masing-masing daerah, baik jadi barang jadi atau barang setengah jadi," jelasnya.

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024