Fakta Kekayaan Warren Buffett
- REUTERS/Jim Young
VIVA.co.id – Siapa yang tidak kenal Warren Buffett. Dia adalah orang terkaya kedua di jagat bumi versi majalah Forbes, dan investor pasar modal paling terkenal di dunia.
Perusahaannya Berkshire Hathaway telah menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia saat ini dengan menguasai saham di banyak perusahaan-perusahaan ternama dunia. Berkshire memiliki saham Coca-Cola, Nike, American Standard, American Express, General Electric, Wal-Mart, dan masih banyak lagi.
Seperti dikutip dari Forbes, Jumat 29 April 2016, Warren Buffett memiliki kekayaan US$62 miliar. Pria berusia 85 tahun ini dikenal sebagai investor yang jenius.
Pada 1962, Buffett membeli saham Berkshire Hathaway dan mengambil alih perusahaan yang bergerak dibidang tekstil tersebut. Dia berhasil mengembangkan perusahaan ke industri asuransi dan investasi lainnya.
Lima puluh satu tahun kemudian, Berkshire menjadi perusahaan konglomerasi yang memiliki kerajaan bisnis energi,asuransi, manufaktur, jalan raya, retail dan investasi dengan menguasai hampir 90 perusahaan. Nilai investasi saham Berkshire naik menjadi lebih dari US$100 miliar dan nilai pasar sekitar US$364 miliar.
Dikutip dari CNBC, laba bersih Berkshire pada 2015 mencapai US$24,08 miliar, naik 21 persen dari 2014. Pendapatan operasional 2015 mencapai US$17,36 miliar, naik lima persen dari 2014. Sementara pendapatan Berkshire mencapai US$210,82 miliar, naik delapan persen dari 2014.
Buffett memiliki 18,8 persen saham Berkshire. Nilai saham Berkshire saat ini US$221.430 per lembar saham. Padahal pada tahun 1965 saham Berkshire hanya 12 sen per lembar saham.
Hingga kini, Buffett belum memberikan sinyal untuk turun dari posisinya sebagai CEO Berkshire Hathaway.
Berikut nilai investasi Berkshire di sejumlah perusahaan yang dimilikinya,
1. Wells Fargo: US$27,2 miliar
2. Coca-cola: nilai investasi dimiliki Bershire US$17,2 miliar
3. IBM: US$11,2 miliar
4. American Express: US$10,5 miliar.
5. Geico, 1996: US$2,3 miliar
Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Stagnan pada Level yang Rendah
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memproyeksi bahwa kondisi ekonomi global tahun ini akan stagnan.
