BI Perkirakan Inflasi Tetap Stabil Jelang Lebaran
- REUTERS/Garry Lotulung
VIVA.co.id – Bank Indonesia menyatakan sudah memperhitungkan dampak Hari Raya Idul Fitri terhadap inflasi. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, meski ada kenaikan inflasi di bulan tersebut, namun inflasi tetap stabil sejalan dengan target BI sekitar 4 plus minus 1 persen.
"Jadi keseluruhan tahun sekitar 4 plus minus 1 persen itu kita sudah menghitung pertama penurunan harga di bulan April, harga BBM yang menurun survei sampai dengan minggu ketiga di bulan April 0,33 persen, padahal perkiraan awal kita itu 0,37 persen di awal bulan. Jadi semua masih sejalan dengan perkiraan bahwa inflasi di 4 plus minus 1 persen," kata Juda di gedung BI, Jakarta, Selasa, 26 April 2016.
Juda juga menambahkan, salah satu alasan naiknya inflasi karena daya beli masyarakat juga akan meningkat saat Lebaran. Hal ini tentu sesuai dengan tren yang terjadi dari tahun ke tahun.
Meski begitu, Juda memperkirakan kenaikan inflasi tidak akan jauh dari tahun lalu sebesar 0,93 persen. "Pastilah lebaran di Juli akan naik inflasi. More or less samalah dengan tahun lalu. Kalau pas Ramadhan kan akan inflasi, tahun ajaran, inflasi dari sisi pendidikan," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juli 2015 sebesar 0,93 persen, meningkat dari bulan sebelumnya 0,54 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga pada hampir semua indeks kelompok pengeluaran memicu laju inflasi.
Selain itu, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2015, antara lain tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, tarif kereta api, tarif kendaraan rental dan travel. Bukan hanya itu, kenaikan biaya masuk sekolah pun turut mendorong terciptanya inflasi bulan Juli.