Konsumsi Pertalite di Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Naik 55%
Senin, 11 April 2016 - 22:55 WIB
Sumber :
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
- Konsumsi pertalite di wilayah Bali, Jawa Timur dan Nusa Tenggara atau Marketing Operation Region (MOR) V mengalami peningkatan hingga 55% per hari. Itu seiring dengan menurunnya harga bahan bakar minyak (BBM).
General Manager Pertamina MOR V, Ageng Giriyono, mengatakan, animo konsumen maupun pengusaha terhadap pertalite sangat tinggi. Ini terlihat dari konsumsi yang terus meningkat dan permintaan para pengusaha SPBU yang tadinya belum menjual produk pertalite, tertarik menjualnya di SPBU mereka.
General Manager Pertamina MOR V, Ageng Giriyono, mengatakan, animo konsumen maupun pengusaha terhadap pertalite sangat tinggi. Ini terlihat dari konsumsi yang terus meningkat dan permintaan para pengusaha SPBU yang tadinya belum menjual produk pertalite, tertarik menjualnya di SPBU mereka.
"Pertalite kini juga hadir di eceran. Penurunan harga BBM juga turut membawa dampak positif terhadap konsumsi pertalite. Pascapenurunan harga, konsumsi pertelite di MOR V mengalami peningkatan sebesar 55 persen dari 819 kiloliter per hari menjadi 1.273 kiloliter per hari," kata dia di Denpasar, Senin, 11 April 2016.
Seiring tingginya minat pada pertalite, Pertamina secara resmi meluncurkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual pertalite di Sesetan, Denpasar, Bali, hari ini. SPBU ini merupakan outlet ke-555 yang menjual pertalite di seluruh Indonesia.
"Tiap harinya diluncurkan dua SPBU. Pertalite laku karena dia ada di mana-mana. Di Jatim dan Bali semua kabupaten/kota sudah ada. Sisanya baru di tingkat provinsi, secepatnya kita kembangkan di kabupaten/kota," kata Ageng.
Dari total 555
outlet
, di Bali terdapat 60
outlet
. Meski telah mencapat target, namun Ageng menuturkan bahwa Pertamina MOR V akan terus menambah jumlah SPBU yang menjual pertalite.
Hingga akhir tahun 2016, Pertamina masih akan menambah
outlet
pertalite hingga 615 SPBU. "Jika ini tercapai, maka Pertamina MOR V akan mencapai jumlah
outlet
SPBU pertalite 11 persen dari target," papar dia.
Pada kesempatan yang sama, Manager Pertamina cabang Bali & NTB, I Ketut Permadi Aryakumara menjelaskan, khusus untuk Bali, pascapenurunan harga BBM, konsumsi pertalite naik sebesar 46 persen dari konsumsi sebelumnya.
"Naik dari 88,5 kiloliter per hari menjadi 129 kiloliter per hari. Realisasi penjualan mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2015, konsumsi pertalite belum mencapai 70 kiloliter per hari. namun, triwulan pertama tahun 2016 sudah 80 kiloliter per hari," beber dia.
Sementara konsumsi premium saat ini menurun sebesar 5 persen dari 2.100 kiloliter per hari menjadi 2.000 kiloliter per hari. Ini menunjukkan tren peralihan penggunaan premium ke pertalite.
Hal ini juga terjadi di pertamax. Realisasi pertamax sebanyak 270 kiloliter per hari pada Januari, namun pada April naik menjadi 437 kiloliter per hari. (ren)
Halaman Selanjutnya
"Pertalite kini juga hadir di eceran. Penurunan harga BBM juga turut membawa dampak positif terhadap konsumsi pertalite. Pascapenurunan harga, konsumsi pertelite di MOR V mengalami peningkatan sebesar 55 persen dari 819 kiloliter per hari menjadi 1.273 kiloliter per hari," kata dia di Denpasar, Senin, 11 April 2016.