Awal Mula Indonesia Ikut Investigasi Panama Papers
- http://www.abc.net.au/
VIVA.co.id - International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) atau Konsorsium Internasional Wartawan Investigasi membongkar dokumen skandal pengelapan pajak yang dimiliki oleh sebuah perusahaan firma hukum atau offshore asal Panama, Mossack Fonsesca.
Dokumen yang diklaim hasil investigasi 370 wartawan dari 100 organisasi media berbeda yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia tersebut memang masih menyisakan cerita di benak publik.
Lantas, bagaimana awal mula salah satu media di Indonesia terlibat dalam investigasi tersebut?
Redaktur Investigatif Tempo, Philips Parera menceritakan keterlibatan medianya sebagai salah satu investigator yang mengungkap para pengusaha, atau perusahaan yang menempatkan dananya di negara suaka pajak (tax haven).
"Sekitar bulan September dan Oktober tahun lalu, salah satu teman kami dihubungi oleh ICIJ. Kami diajak ikut dalam investigasi karena mereka memiliki bahan offshore company," kata Philips dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 April 2016.
Penawaran tersebut, kata Philips, tidak serta merta langsung diterima. Menurutnya, diperlukan pertimbangan mendasar, sebelum pihaknya bekerja sama dengan organisasi media dunia tersebut.
"Akhirnya, kami bikin MoU (nota kesepahaman), karena mereka ingin kami berkomitmen merahasiakan dokumen itu sejak awal, seperti kontrak bisnis," ujarnya.
Setelah tercapai kesepakatan antara kedua pihak, database atau basis data tersebut tak langsung diterima oleh tim investigasi yang telah dibentuk oleh pihaknya.
Bahkan, persetujuan untuk memaparkan dokumen itu ke publik harus dilakukan secara serentak, bersama dengan anggota ICIJ lainnya. "Semua mereka yang mengatur, karena ada banyak instruksi dari mereka.”
(mus)