Pemerintah Diminta Tuntaskan Paket Deregulasi
- Istimewa
VIVA.co.id – Pemerintah diminta segera menuntaskan paket deregulasi karena diyakini dapat meningkatkan kinerja ekonomi, termasuk kinerja sektor industri. Selama ini, sektor industri telah terbukti memiliki ketahanan sangat tinggi di tengah keterbatasan berbagai kondisi, terutama dukungan aspek logistik.
Hal itu dikemukakan konsultan ASEAN Economic Center Kementerian Perdagangan Kris Sandhi Soekartiwi, di Jakarta, Jumat, 25 Maret 2016.
Menurutnya, deregulasi diperlukan untuk meningkatkan daya saing industri nasional agar dapat bertahan di pasar domestik dan berekspansi di pasar global, khususnya ASEAN. Namun peningkatan daya saing industri di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. "Karena itu, pemerintah harus mengefektifkan paket deregulasi yang sudah dilakukan selama ini," tuturnya.
Mengutip pendapat Bank Dunia, menurut Kris Sandhi, negara-negara di kawasan ASEAN perlu memberikan perhatian lebih pada upaya-upaya pembangunan daya saing. Hal itu dilakukan melalui usaha-usaha untuk membangun produktivitas yang lebih tinggi, disertai dengan investasi pada pendidikan dan pelatihan generasi muda.
Soal daya saing Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini, Kris Sandhi menyebutkan, ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Pada tahun 2012, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN mengalami defisit USD 11,9 miliar. Sementara peringkat daya saing Indonesia nomor 50, di bawah Singapura (2), Malaysia ( 25), Brunei Darussalam (28), dan Thailand (36),” katanya.
Kris Sandhi melanjutkan, pemerintah pusat dan daerah perlu membuat kerangka kebijakan nasional yang mendorong daya saing global. Selain itu, membuat kebijakan daerah yang harmonis dan inovatif, serta pro pada iklim usaha. Sementara dunia usaha nasional perlu memperkuat strategi pengusahaan domestik dan ekspansi ke wilayah bisnis di ASEAN.
Ia menilai MEA memberikan peluang yang lebih luas bagi Indonesia. Sebab, Indonesia memiliki populasi penduduk produktif yang besar (8 persen populasi dunia), pertumbuhan ekonomi ASEAN mencapai 4,7 persen pada 2011, dan memudahkan dalam membentuk joint venture.