Luhut Ungkap Alasan Jokowi Bangun Blok Masela di Darat
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo memutuskan pembangunan dan pengembangan infrastruktur Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Masela akan dilakukan di darat, atau on shore. Keputusan ini diambil, di sela kunjungan kerja ke Kalimantan.
Menurut Presiden, setelah mempertimbangkan banyak masukan, blok itu sengaja dibangun di darat agar ekonomi daerah lebih mendapatkan manfaat, sehingga mendorong perumbuhan ekonomi secara nasional.
Tapi, ternyata ada alasan lain yang melatari keputusan itu. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, Jokowi lebih memilih pengembangannya dilakukan di darat, setelah melihat kondisi laut di kawasan Blok Masela.
"Kami (Luhut) juga bilang on shore, kenapa? Di laut Masela itu, ombak dalam 2-2,5 bulan ada sampai 5 meter. Di Australia itu tidak ada, yang dibikin contoh kan Australia," ujar Luhut saat mengunjungi studio tvOne, Rabu malam, 23 Maret 2016.
Luhut pun menambahkan, "Kalau ombak lebih dari 5 meter, maka pipa atau batch yang engage (terhubung) ini harus disengaged (diputus). Nah, itu bisa 2 bulan, siapa yang bayar cost-nya ini tidak bisa disalurkan gasnya".
Namun, keputusan Presiden menjadi bulat, setelah mendengar masukan seorang pakar pertambangan migas. Tanpa menyebutkan namanya, Luhut bercerita pakar ini memaparkan segi positif dan negatifnya pembangunan Blok Masela, jika dilakukan di darat maupun di laut.
"Tapi, terakhir, Presiden masih tanya, 3 minggu lalu. Sudah ada yang Beliau undang, orang Indonesia di Texas, Houston (Amerika Serikat), yang punya pengalaman dan paten banyak (di sektor migas)," tutur Luhut.