Bappenas Prioritaskan Integrasi Pembangunan Papua
Selasa, 15 Maret 2016 - 15:03 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
- Pemerintah berencana mengintegrasikan beberapa wilayah di Papua, yang sampai saat ini masih terbentur adanya perbedaan dalam segi sosial dan budaya. Integrasi ini perlu agar rencana pembangunan Papua bisa terakselerasi secara maksimal.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, mengungkapkan pemerintah akan memetakan beberapa wilayah di Papua, agar rencana pemerintah untuk membangun wilayah Timur tersebut nantinya tidak berujung pada kesia-siaan.
Langkah pertama yang akan dilakukan, adalah dengan mengatur anggaran Kementerian/Lembaga untuk pembangunan wilayah Papua. Dengan pengaturan ini, anggaran pembangunan pun akan lebih tersinkronisasi dengan baik.
"Anggaran pemerintah masih sangat sektoral. Kalau kita melakukan sinkronisasi akan berhasil. Maka kami minta agar anggaran tahun ini bisa fokus," ujar Sofyan usai rapat koordinasi di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa 15 Maret 2016.
Baca Juga :
Bambang Mau Setiap Rupiah dari Negara Bermanfaat
Berdasarkan studi penelitian, Sofyan menjelaskan, ada beberapa wilayah Papua yang memiliki adat berbeda-beda dalam satu pulau yang sama. Dengan adanya pengaturan anggaran tersebut, pembangunan yang akan dilancarkan pun diharapkan bisa tepat sasaran.
Baca Juga :
Bambang Pimpin Bappenas, Rindukan Era Widjojo
"Wilayah Papua terdiri dari lima wilayah adat, mencerminkan benang kesatuan ekonomi. Pendekatan ini akan terintegrasi berdasarkan wilayah adat itu," tuturnya.
Sementara ditemui ditempat yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, perkembangan industri-industri di Papua memang belum cukup. Namun ia optimistis, masih ada potensi yang bisa digali dari industri-industri tersebut.
"Kami ingin mengembangkan potensi yang ada di industri UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), seperti buah merah, cokelat, atau kopi," tutur dia. (ren)
Halaman Selanjutnya
"Kami ingin mengembangkan potensi yang ada di industri UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), seperti buah merah, cokelat, atau kopi," tutur dia. (ren)