Menteri Pertanian: Jangan Main Oplos-oplos Pupuk
- Dokumentasi Kementerian Pertanian.
VIVA.co.id – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memperingatkan agar tidak main-main dengan pupuk bersubsidi yang diperuntukan kepada kelompok tani.
"Jangan main oplos-oplos pupuk, sudah ada 40 orang yang ditangkap polisi akibat menyelewengkan pupuk bersubsidi untuk petani," kata Amran di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Menurutnya, saat ini pengawasan distribusi pupuk sangat ketat. Tidak hanya polisi yang mengawasi, para anggota Babinda TNI AD yang bertugas mendampingi petani juga turut terjun melakukan pengawasan.
"Begitu ada indikasi pupuk oplosan, langsung diproses. Tidak ada keragu-raguan untuk penyelewengan pupuk bersubsidi," kata Amran.
Berkat adanya pengawasan pupuk bersubsidi, pemberian bantuan bibit padi, hand traktor, hingga alat memanen padi maka petani sangat dibantu oleh pemerintah sehingga produksi padinya cukup tinggi.
"Di Bantul ini ada lahan satu hektar yang bisa menghasilkan gabah kering giling bisa mencapai di atas 8 ton, bahkan 8,9 ton per hektarenya," jelasnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menyatakan stok beras saat sangat melimpah di pasaran padahal bulan Januari-Februari merupakan masa paceklik. Banyak daerah yang dilanda banjir sehingga menyebabkan gagal panen namun harga beras justru turun di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.500 perkilogramnya.
"Ini saja yang panen baru sedikit belum sampai puncak panen raya padi," ujar Amran.
Amran menyatakan dengan stok beras yang melimpah maka impor tidak perlu dilakukan, dan selama ini memang tidak ada impor beras karena stok beras untuk kebutuhan masyarakat Indonesia aman.
"Kita justru mengekspor bawang merah, ekspor jagung yang naik hingga 1.000 persen," ujar Amran. (ase)