Target Produksi Pulp 8,7 Juta Ton Dipastikan Tercapai

Tony Wenas, Presiden Komisaris PT Riau Andalan Pulp & Paper
Sumber :
  • VIVAnews/Syahid Latif
VIVA.co.id - Pemerintah optimistis dengan target produksi nasional sekitar 8,7 juta ton pulp per tahun mulai 2017 bakal tercapai, karena tambahan pasokan dari dua pabrik terintegrasi di Sumatera Selatan dan Riau
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
 
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, mengatakan kedua pabrik akan beroperasi tahun 2016 dan berproduksi pada 2017. Targetnya target dua juta ton pulp per tahun.
Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
 
"Melalui efisiensi, serta teroboson di hilir, kami yakin target produksi nasional bisa terpenuhi. Kami tidak merevisi target itu," ujar Panggah di Jakarta, Rabu 24 Februari 2016.
Menperin Desak Calya-Sigra 100 Persen Indonesia
 
Panggah menjelaskan, industri pulp masih prospektif, karena permintaan pulp dunia meningkat rata-rata 2,1 persen per tahun. Tidak banyak juga negara produsen pulp memiliki ruang untuk pengembangan lahan dan industri. Peluang itu hanya ada di Indonesia dan beberapa negara di Amerika Latin.
 
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Tony Wenas, menjelaskan bahwa industri pulp dan kertas sangat diperhitungkan di dunia, karena mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain.
 
Di Indonesia, hanya butuh empat tahun pohon akasia dan ekaliptus bisa dipanen. Sementara di negara tropis yang menjadi pesaing, pohon baru bisa dipanen setelah 40-50 tahun. "Indonesia juga secara geografis unggul karena dekat dengan pasar yang terus tumbuh," kata Tony.
 
Pemerintah telah mengalokasikan 10 juta hektare untuk kegiatan hutan tanaman industri (HTI). Hutan yang benar-benar dikelola baru sekitar empat juta hektare. 
 
"Jika pemanfaatannya dimaksimalkan, tidak sulit bagi Indonesia untuk berada di urutan tiga besar pemain pulp dunia," ujarnya.
 
Tony memastikan dukungan pemerintah bagi ekspansi industri pulp di Indonesia bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan ekonomi nasional. Selain devisa, industri pulp membuka peluang lapangan kerja yang signifikan.
 
Tony mencontohkan, satu industri pulp dapat memacu kegiatan lain (multiplier effects) dan berdampak  bagi penambahan 7.000 tenaga kerja langsung dan 90 ribu tenaga kerja tidak langsung.
 
Group APRIL melalui PT RAPP telah mengekspor PaperOne ke 75 negara. Tahun ini ditargetkan mampu menembus 85 negara. 
 
"PaperOne mampu menjadi pemain global yang kompetitif karena perusahaan menjamin sumber bahan baku berasal dari pengelolaan hutan yang lestari," ujarnya.
 
Tony menambahkan, pihaknya akan memperluas pasar ke Uni Eropa, meski fokus ekspansi pasar masih tetap di Asia, Pasifik, Australia, dan Tiongkok. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya