Alasan Menteri ESDM Beri Kelonggaran Freeport
Rabu, 3 Februari 2016 - 21:37 WIB
Sumber :
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
- Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Sudirman Said mengakui pihaknya masih memberi keringanan kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) terkait dengan kewajiban setor dana jaminan pembangunan smelter sebesar US$ 530 juta.
Menurutnya, hal ini dilakukan karena menimbang kondisi keuangan perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu yang sedang buruk di tengah turunnya harga komoditasnya seperti harga
copper
(tembaga) yang sedang anjlok.
"Kan mereka ini situasi keuangan juga lagi repot. Komoditas
drop
dan secara
market
mereka lagi sulit jadi yang (harus) disetorkan US$530 juta itu akan memberatkan (Freeport). Kita bisa mengerti sih. Cuma tadi kita ingin yakinkan mereka bahwa, ya sudah tunjukkan bentuknya apa kesungguhan bahwa smelter itu bisa dilaksanakan," kata Sudirman Said ditemui di Komisi VII DPR RI, Rabu 3 Februari 2016.
Sudirman Said mengindikasikan, setoran senilai US$530 juta sebagai dana komitmen pembangunan smelter tersebut akan diturunkan. Sudirman memberikan indikasi seperti memberi kelonggaran.
"Ya, pokoknya kita cari jalan keluar karena bagi kepentingan lokal dan nasional penting untuk jaga kelangsungan pertambangan (Freeport) di sana," kata dia.
Baca Juga :
Menteri ESDM Belum Serahkan LHKPN ke KPK
Baca Juga :
Datangi KPK, Menteri ESDM Baru Ingin Kenalan
Permohonan keringanan yang diajukan Freeport saat ini, diakuinya masih berbentuk lisan saja. Ia masih menunggu surat resmi untuk keringanan yang diajukan oleh perusahaan tambang yang berlokasi di Grasberg, Timika, Papua itu.
"Permohonan baru lisan, kan ada pada diskusi terakhir kemudian kita lagi meminta untuk ada surat resmi. Sebelum suratnya masuk ya, kita enggak (kasih izin ekspor)," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Permohonan keringanan yang diajukan Freeport saat ini, diakuinya masih berbentuk lisan saja. Ia masih menunggu surat resmi untuk keringanan yang diajukan oleh perusahaan tambang yang berlokasi di Grasberg, Timika, Papua itu.