Ini Strategi Bulog Stabilkan Harga Daging Sapi
Kamis, 28 Januari 2016 - 22:55 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Perum Bulog akan terus membanjiri pasar daging dalam negeri. Itu dilakukan guna mengatasi harga daging di pasaran yang melambung tinggi. Saat ini, Bulog mempunyai stok sebanyak 2500 ekor sapi untuk ‎dijual ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan harga yang lebih murah.‎
Baca Juga :
Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
‎
‎
‎"Sekarang, stok kita tinggal 2500 ekor. Setiap hari akan kita sebar 200 ekor,‎ hari ini di sini sebanyak 15 ekor, tapi hari ini yang paling banyak di Sampiko, di Cibitung itu sebanyak 50 ekor,"ujar Direktur Komersial Perum Bulog, Fadzri Sentosa, di RPH Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis, 28 Januari 2016.Â
‎
Ia mengatakan, pihaknya menjual ‎dengan harga yang lebih bersaing yaitu seharga Rp41 ribu per Kg dimana‎ harga yang biasa dipasok dari perusahaan Feedloter sebesar Rp42 ribu per kilogram.
Dijelaskannya, sapi tersebut rata-rata mempunyai berat yang mencapai 800 kilogram saat hidup. Sementara jika sudah dipotong akan menghasilkan daging segar sebanyak 300 sampai 400 kilogram.‎ "Biasanya mereka memasok dari yang lain itu harganya Rp42 ribu, setidaknya Bulog tidak cari untung," kata Fadzri.Â
Selain itu, Bulog juga memiliki stok daging segar yang berada di Cold Storage sebanyak 632 ton daging.‎ Stok ini juga akan dikeluarkan sebagai strategi menstabilkan harga daging yang ada di pasaran.Â
‎
‎"Kita juga punya stok daging sapi yang siap jual, total ada 632 ton dari Australia. Sapi kita yang kita potong kita bekukan di Cold Storage untuk OP.‎ Kalau yang daging sapi ini kita jual Rp84-94 ribu. Biasanya Langsung ke konsumen. Lewat rumah pangan, catering, dan hotel-hotel, juga restoran."
(mus)
Halaman Selanjutnya
Dijelaskannya, sapi tersebut rata-rata mempunyai berat yang mencapai 800 kilogram saat hidup. Sementara jika sudah dipotong akan menghasilkan daging segar sebanyak 300 sampai 400 kilogram.‎ "Biasanya mereka memasok dari yang lain itu harganya Rp42 ribu, setidaknya Bulog tidak cari untung," kata Fadzri.Â