Stabilkan Harga Daging, Pedagang Minta Pemerintah Impor Sapi
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Pemerintah baru saja mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid IX Rabu, 27 Januari 2016. Salah satu fokus isi dari paket kebijakan tersebut‎ adalah soal aturan baru tentang kebijakan pasokan ternak dan/atau produk hewan dalam hal tertentu.
Dalam hal ini, ‎diharapkan harga daging di Tanah Air yang selama ini masih melambung tinggi, bisa stabil kembali.
Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyatakan, paket kebijakan tersebut sebagai langkah yang positif ke depannya. Akan tetapi, untuk saat ini pemerintah dirasa masih perlu untuk melakukan impor sapi.
Ketua Umum APDI, Asnawi mengatakan, jika ingin menstabilkan harga daging di pasaran, pemerintah harus mempunyai pasokan sapi yang memadai, baik itu sapi indukan, sapi bakalan, atau sapi siap potong‎. Namun, hal ini belum dimiliki Indonesia.
"‎Jika dilihat dari pasokan dalam negeri, ketersediaan sapi lokal masih belum terpenuhi kebutuhan secara nasional. Maka pemerintah masih harus mendatangkan (impor) sapi yang sehat, baik dari Australia atau New Zealand. Tapi, kami apresiasi dari paket kebijakan itu," ujar Asnawi kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2016.
Meski demikian, ia berharap, ketika jalan impor sapi masih terus dilakukan, pemerintah juga harus menyiapkan langkah lain untuk bisa menstabilkan harga daging sapi di pasaran. Salah satunya terus mengoptimalkan swasembada pangan secara bertahap dan konsisten.
"‎Ke depan supaya tidak impor lagi, kita harus menggali kapasitas kemampuan dalam negeri. Misalnya, terus menjalankan swasembada pangan, bisa buat kelompok ternak, dari situ, mereka (peternak sapi) harus punya minimal dua ekor sapi untuk bisa terus reproduksi kembang biak," katanya menambahkan.
Selain itu, program ini dinilai harus selalu diawasi. Misalnya, pemerintah harus terus melakukan pendidikan bagaimana cara beternak sapi yang baik, sehingga dapat menciptakan kualitas daging yang baik.
"‎Nanti kan hasil ini akan dirasakan di tahun-tahun berikutnya. Kemudian, kita bisa sedikit-sedikit kurangi impor, dan itu bertahap. Asalkan dijalankan dengan konsisten."
(mus)