BI: Ekonomi Indonesia Telah Membaik
Senin, 11 Januari 2016 - 21:07 WIB
Sumber :
- REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA.co.id
- Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis di atas level Rp13.900 sejak pembukaan pasar, tadi pagi, yang hampir menyentuh level Rp14.000. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyebut, hal ini merupakan bukti kondisi perekonomian Indonesia yang telah membaik.
"Indonesia secara umum, kita mengalami kondisi yang baik. Karena kita paling tidak melihat kondisi transaksi berjalan, inflasi kita mengalami perbaikan. Ada perbaikan pembangunan infrastruktur kita, dan sebagainya," kata Agus, ditemui usai Rapat dengan Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Senin 11 Januari 2016.
Agus menambahkan, pelaku pasar dinilai telah merespons positif optimisme dan kerja nyata yang dilakukan Pemerintah, dan dibuktikan dengan berbagai percepatan pembangunan infrastruktur di 2016 ini.
Baca Juga :
BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Baca Juga :
Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate
"Indonesia secara umum, kita mengalami kondisi yang baik. Karena kita paling tidak melihat kondisi transaksi berjalan, inflasi kita mengalami perbaikan. Ada perbaikan pembangunan infrastruktur kita, dan sebagainya," kata Agus, ditemui usai Rapat dengan Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Senin 11 Januari 2016.
Baca Juga :
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
Agus menambahkan, pelaku pasar dinilai telah merespons positif optimisme dan kerja nyata yang dilakukan Pemerintah, dan dibuktikan dengan berbagai percepatan pembangunan infrastruktur di 2016 ini.
"Kita juga melihat, secara umum komitmen Pemerintah untuk melakukan percepatan di infrastruktur, itu dibuktikan dengan banyak departemen pemerintah yang bertanggung jawab terhadap infrastruktur melakukan pelelangan. Yang diharapkan nanti di kuartal pertama adanya progres yang membantu pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Menurutnya, semua perbaikan tersebut berhasil menyelamatkan Indonesia dari tekanan ekonomi global yang banyak menimpa negara-negara berkembang di dunia, termasuk Tiongkok yang saat ini masih menjadi salah satu pemimpin pasar di dunia.
Namun demikian, Agus mengimbau Indonesia tidak boleh lengah. Sebab, pergerakan ekonomi dunia tentu sedikit banyak akan memberi dampak terhadap perekonomian nasional. Dan bila hal itu tidak diantisipasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin daya tahan Indonesia akan mengalami penurunan, tidak seperti saat ini.
"Perkembangan ekonomi dunia bisa membuat tekanan yang tidak kita inginkan. Dan perkembangan ekonomi dunia, kususnya di China dan perkembangan harga komoditas seperti minyak, lalu perkembangan geopolitik, itu bisa membuat terjadinya depresiasi karena ada
capital outflow
di Indonesia. Jadi oleh karena itu kita perlu mengelola dengan baik," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
"Kita juga melihat, secara umum komitmen Pemerintah untuk melakukan percepatan di infrastruktur, itu dibuktikan dengan banyak departemen pemerintah yang bertanggung jawab terhadap infrastruktur melakukan pelelangan. Yang diharapkan nanti di kuartal pertama adanya progres yang membantu pertumbuhan ekonomi," tuturnya.