Gojek Kantongi Restu KPPU
- Irwandi
VIVA.co.id - Hari ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) secara khusus memanggil pendiri dan CEO Gojek, Nadiem Makarim.
"Hari ini KPPU mengundang secara khusus pendiri gojek, pak Nadiem, dan kita mendiskusikan banyak hal, terkait dengan bisnis aplikasi online," ujar Ketua KPPU, Syarkawi Rauf di kantornya usai bertemu pendiri gojek itu, Senin, 21 Desember 2015.
Rauf mengatakan, ada tujuh poin penting yang ia dan Nadiem bahas selama pertemuan kurang lebih satu jam itu. Di mana secara keseluruhan Rauf menyebut bahwa moda transportasi berbasis online tersebut banyak membawa keuntungan bagi pemerintah terutama masyarakat.
Pertama, yang menjadi pembahasan, bisnis online itu membuka peluang pasar bagi banyak provider di seluruh jasa. Seperti sekarang Gojek juga menawarkan untuk mengantar barang dengan GoBoxnya atau pijat dengan GoMassage dan GoFood untuk layanan antar makanan, dan lain-lain.
"Dengan semakin banyak pemain di industri itu, persaingan akan menjadi lebih baik, persaingan itu akan membuat harga menjadi lebih rendah," ujarnya menambahkan.
Kedua, lanjut Rauf. Bisnis aplikasi online juga berfungsi untuk inefisiensi di semua sektor yang selama ini ditanggung oleh konsumen. Dengan adanya platform tersebut sehingga inefisiensi bisa terelakkan, karena tawaran bisnis online lebih murah.
Selain itu, bisnis aplikasi berbasis online bisa membantu memindahkan status moda transportasi yang selama ini disebut informal menjadi formal. "Kalau dulu kan ojeknya berdiri sendiri, sekarang dengan aplikasi bisnis online ini, ojek tidak lagi sendiri, menjadi lebih terorganisir, sehingga faktor safety dan kenyamanan jadi lebih terjamin, dibanding sebelumnya secara indvidual dilakukan oleh masing-masing orang," ujarnya.
KPPU dan Nadiem juga membicarakan mengenai kuota transportasi yang selama ini hampir seluruh trayek antarkota dan dalam kota memiliki kuota. Rauf sepakat bahwa itu harus didiskusikan kembali, karena menyangkut peluang yang bisa diciptakan bagi industri transportasi.
"Saya kira patut didiskusikan kenapa harus ada kuota dan macam-macam, kenapa semua pemain tidak diberikan peluang yang sama di industri transportasi, sehingga pemain menciptakan usaha yang lebih baik dan sehat, akan berimpak pada harga yang lebih murah, pelayanan yang lebih baik, kemudian kenyamanan dan keamanan yang lebih terjamin," tuturnya.
Ditambahkan Rauf bahwa itu menjadi poin kelima yang ia tegaskan secara otomatis bisnis aplikasi online juga membantu pemerintah yang tengah menyiapkan moda transportasi murah bagi masyarakat, dan pemerintah seharusnya membantu, kendati moda tersebut sangatlah membantu.
Kemudian keenam, disebut bahwa bisnis aplikasi online membantu memperluas pelaku informal seperti ojek di pangkalan yang hanya mendapatkan tiga pelanggan sehari, hingga bisa meningkat dan seperti tukang pijit yang jadi kebanjiran order.
"Pasarnya menjadi lebih luas, kemudian income menjadi lebih tinggi, Ini saya kira yang harus kita dukung bersama," katanya.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah bahwa bisnis tersebut bisa mengurangi angka pengangguran. "Pertanyaanya, kok ekonomi growth kita biasa saja, kok pengangguran bisa turun, nah salah satunya jawaban adalah karena adanya bisnis aplikasi ini. Saya berharap ke depan justru perlu penyesuaian di aturan main untuk beradaptasi dengan new bisnis model berkembang ke depan. Nanti kita diskusikan dengan Kemenhub."
(mus)