Anggota DPR Bilang Delay Pesawat Itu Masalah Biasa
Sabtu, 28 November 2015 - 12:29 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id
- Pesawat delay
dianggap masalah biasa yang tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, maskapai sekelas Garuda juga sempat terkenal dengan
delay-
nya, ketika masa-masa awal mendapat izin terbang.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal. "Delay adalah hal biasa, dulu Garuda langganan delay. Tetapi supaya tak kelihatan delay, jam berangkatnya dimajukan," katanya di diskusi 'Revolusi Layanan Bandara', di Warung Daun Jalan Cikini Raya 26, Jakarta Pusat, Sabtu 28 November 2015.
Haekal menerangkan, selama ini tidak dipungkiri yang menjadi salah satu masalah penyebab delay adalah operasional atau manajemen pengelolaan bandara, dalam hal ini Angkasa Pura II, serta maskapai penerbangan itu sendiri. Selain itu, tingginya lonjakan penumpang juga turut andil menjadi penyebab delay.
"Sekarang lonjakan penumpang luar biasa, murah meriah kejar tayang. Harusnya terbang 50 kali, dipaksa terbang 100 kali," kata dia.
Haekal menambahkan, infstruktur bandara juga turut memperburuk kondisi layanan penerbangan di Indonesia. Meski menurut dia saat ini sudah ada perbaikan, tetapi memang banyak sektor yang belum terjamah. Karena itu, harus ada perbaikan agar bisa terus dikoreksi dan diperbaiki.
"Kita harus kejar tingkatkan pelayanan. Bandara Soetta (Soekarno Hatta) dahulu volume penumpangnya 16 juta, sekarang 60 juta, padahal kapasitasnya hanya 22 juta. Makanya itu penyebab delay, karena infrastruktur bandara yang tidak memadai," ujar dia.
Untuk itu, dia berharap, masalah tersebut bisa diatasi dalam waktu dekat, yakni tahun 2016 mendatang dengan selesai runway terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
"Terminal 3 Soetta belum selesai, baik runway 3 dan terminal 3 itu sendiri, tahun depan ini ditargetkan jadi. Tapi runway terminal 3 baru tahun 2018 beroperasi," ujar Haekal.
Baca Juga :
Lion Publikasikan 14 Nama Pilot yang Dipecat
Baca Juga :
Lion Air Pecat 14 Pilot, Dianggap Pembangkang
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal. "Delay adalah hal biasa, dulu Garuda langganan delay. Tetapi supaya tak kelihatan delay, jam berangkatnya dimajukan," katanya di diskusi 'Revolusi Layanan Bandara', di Warung Daun Jalan Cikini Raya 26, Jakarta Pusat, Sabtu 28 November 2015.
Haekal menerangkan, selama ini tidak dipungkiri yang menjadi salah satu masalah penyebab delay adalah operasional atau manajemen pengelolaan bandara, dalam hal ini Angkasa Pura II, serta maskapai penerbangan itu sendiri. Selain itu, tingginya lonjakan penumpang juga turut andil menjadi penyebab delay.
"Sekarang lonjakan penumpang luar biasa, murah meriah kejar tayang. Harusnya terbang 50 kali, dipaksa terbang 100 kali," kata dia.
Haekal menambahkan, infstruktur bandara juga turut memperburuk kondisi layanan penerbangan di Indonesia. Meski menurut dia saat ini sudah ada perbaikan, tetapi memang banyak sektor yang belum terjamah. Karena itu, harus ada perbaikan agar bisa terus dikoreksi dan diperbaiki.
"Kita harus kejar tingkatkan pelayanan. Bandara Soetta (Soekarno Hatta) dahulu volume penumpangnya 16 juta, sekarang 60 juta, padahal kapasitasnya hanya 22 juta. Makanya itu penyebab delay, karena infrastruktur bandara yang tidak memadai," ujar dia.
Untuk itu, dia berharap, masalah tersebut bisa diatasi dalam waktu dekat, yakni tahun 2016 mendatang dengan selesai runway terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
"Terminal 3 Soetta belum selesai, baik runway 3 dan terminal 3 itu sendiri, tahun depan ini ditargetkan jadi. Tapi runway terminal 3 baru tahun 2018 beroperasi," ujar Haekal.
Garuda Indonesia Dinobatkan Jadi Maskapai Paling Disukai
Garuda Indonesia mendapat nilai 85 persen.
VIVA.co.id
11 Agustus 2016