Ekonomi Tiongkok Melambat, Darmin Optimis pada Filipina

darmin nasution
Sumber :
  • REUTERS/Enny Nuraheni
VIVA.co.id
- Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sepanjang kuartal III-2015 mengalami penurunan menjadi 6,9 persen dibandingkan realisasi kuartal II-2015 yang dipatok sebesar 7 persen. Data ini merupakan yang paling lemah, sejak krisis keuangan global sejak tahun 2009.


Tiongkok merupakan pasar ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat, yang kini tengah mengalami perlambatan pertumbuhan. Dikhawatirkan, pelemahan ini turut memengaruhi sejumlah negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, dampak dominan akibat perlambatan ekonomi di Tiongkok ini utamanya berada di sektor ekspor dalam negeri. Karena dengan sendirinya, akan memengaruhi permintaan terhadap pasar nasional.
Menko Darmin: Pekerja Indonesia Harus Tersertifikasi


Program Satu Juta Rumah Murah Mandek, Ini Alasan Pemerintah
"Permintaan terhadap produk yang kita hasilkan akan sedikit melambat. Dampaknya seperti itu. Kalau Sumber Daya Alam (SDA) yang mentah, kita sudah tidak ekspor. Tapi kalau hasil industri, ada itu," ujar Darmin di Jakarta, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Tiga Indikator Ini Tetap Hantui Ekonomi RI

Namun, Darmin menjelaskan, dampak tersebut tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan. Sebab, negara tujuan ekspor utama Indonesia dalam beberapa bulan terakhir telah menemukan pangsa pasar baru.


"Ekspor kita beberapa bulan terakhir, sudah ada perubahan. Ke Filipina peranannya makin besar sebagai negara tujuan ekspor. Malaysia dan Timur Tengah juga," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya