Pengusaha Perempuan Masih Sulit Dapat Pinjaman Bank
- VIVA.co.id/ Maryadie
VIVA.co.id - Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi mengatakan, pengusaha perempuan Indonesia hingga kini masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Kendala itu dikarenakan ada persyaratan khusus dimana pengusaha perempuan harus terlebih dulu meminta persetujuan suami atau orangtua saat mengajukan pinjaman.
"Padahal usaha itu dimiliki oleh perempuan, dan tidak ada hubungannya antara bisnis dan keluarga." kata Nita Yudi saat menjadi pembicara dalam World Assembly for Women (WAW) 2015 di Hotel Grand Princes New Takanawa, Tokyo, 29 Agustus 2015.
Nita bersama Chairman Dohatec New Media Luna Shamsuddoha (Bangladesh), Vice Chairperson BDO Unibank (Filipina) dan President and Founder Aera Company Rika Yajima (Jepang) menjadi pembicara dalam sesi Supporting Women Entrepreneur Across Asia di konferensi itu. Diskusi ini dimoderatori Associate Director The Asia Foundation Ellen Pennington.
Nita mengatakan, dalam menghadapi kendala itu, organisasinya telah bertemu dengan DPR serta pemerintah agar pengusaha perempuan lebih mudah mendapatkan akses pinjaman. "Sulit bagi seorang pengusaha jika mereka kesulitan pendanaan," ujar Nita.
Padahal kata Nita, kebanyakan pengusaha perempuan Indonesia mampu mengembalikan pinjaman secara teratur dan disiplin. "Perlu dicatat, NPL (non performing loan atau kredit macet) kami sangat kecil. Jadi bank tidak perlu ragu," katanya.
Cara lainnya adalah, kata Nita pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah bekerjasama dengan IWAPI agar anggotanya bisa menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit usaha kecil (KUK). "Kami juga mendorong kepada DPR untuk bisa mensupport pengusaha perempuan," katanya.
Nita berharap, pemerintah Jepang dan lembaga internasional lainnya bisa membantu pengusaha perempuan Indonesia agar mereka bisa lebih maju.
Wartawan VIVA.co.id dari Tokyo juga melaporkan, menurut Rika Yajima, saat ini kewirausahaan perempuan di Jepang meningkat secara drastis. "Perempuan Jepang bisa lebih banyak mendapatkan akses baik dari sisi keuangan, pemasaran, produk serta distribusi," kata Rika.
Kata Rika, perlu adanya dorongan dari pemerintah agar bisa memberi kesempatan lebih luas kepada pengusaha perempuan.
Acara WAW 2015 di Tokyo digelar selama dua hari, mulai tanggal 28-29 Agustus 2015. Acara ini dibuka oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Beberapa tokoh penting yang hadir antara lain, Chief Executive Officer Lockhead Martin Corporation, Marillyn Hewson serta beberapa ibu negara sebagai pembicara. Mereka antara lain, Cherie Blair, istri Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Akie Abe, istri Shinzo Abe, Rula Ghani, istri Presiden Afghanistan serta Margaret Kenyatta, istri Presiden Kenya.
Sementara Michelle Obama, istri Presiden Obama dan Nicole Kidman, Duta Perempuan untuk PBB ikut menyampaikan sambutannya dalam bentuk video.