Jokowi: 40 Persen Panas Bumi Dunia Ada di Indonesia

Lokasi proyek pengolahan energi panas bumi.
Sumber :
  • Antara/ Novrian Arbi

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap bahwa Indonesia memiliki kandungan panas bumi yang sangat besar. Bahkan, 40 persen panas bumi dunia terdapat di Indonesia. Sumber-sumber energi panas bumi itu terdapat di  Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.

Sayangnya, besarnya cadangan panas bumi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia masih saja bergantung dengan sumber energi dari fosil.

"Saya ingin kita segera keluar dari ketergantungan pada energi fosil dengan langkah nyata memanfaatkan cadangan panas bumi," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran dan Konvensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Geothermal, di JCC, Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2015.

Menurut dia, penggunaan energi fosil saat ini masih sangat besar yaitu sebesar 95 persen dari bauran energi nasional. Rinciannya, 47 persen minyak bumi, 24 persen berasal dari gas bumi, dan 24 persen dari batubara. Sedangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai sekitar 5 persen.

Sebagai bangsa yang ingin berdaulat di bidang energi, kata Jokowi, seharusnya tidak hanya tergantung pada energi fosil semata. Apalagi saat ini, Indonesia telah menjadi negara pengimpor sumber energi minyak bumi padahal pada suatu saat energi fosil itu akan habis.

Indonesia, kata dia, sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan yang besar dan berlimpah. Namun, belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pembangunan.

Bappenas: Geothermal Motor Penggerak Ekonomi RI Masa Depan

"Untuk itu langkah diversifikasi sumber energi perlu segera dilakukan melalui fasilitasi dan pengembangan sumberdaya energi baru terbarukan," ujar Jokowi.

Presiden pun menyatakan komitmennya unuk memberikan perhatian khusus pada program pengembangan sumber energi baru terbarukan. Ini demi melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber energi fosil dan memanfaakan sumberdaya alam yang berlimpah secara berkelanjutan. Di antaranya biofuel, biomassa, panas bumi, air, angin, matahari, gelombang laut sampai dengan energi pasang surut air laut.

Salah satu energi baru dan terbarukan yang perlu  dimanfaatkan adalah energi panas bumi. Sumber energi ini berlimpah, bersih dan ramah lingkungan. Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan meningkat menjadi 23 persen pada 2025.

Jokowi pun telah memulai groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulubelu unit III dan IV serta meresmikan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang V beberapa waktu lalu. Langkah itu akan diikuti oleh pemanfaatan energi geothermal di daerah lain di Indonesia.

"Jika potensi energi geothermal dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, saya yakin kita dapat menggantikan energi fosil yang semakin terbatas," kata dia.

Untuk itu Jokowi berharap semua pihak, mulai dari pemerintah,  para profesional, akademisi,  serta pemerhati energi baru terbarukan bisa duduk bersama, saling bersinergi untuk mencari terobosan-terobosan di bidang regulasi dan keilmuan.

Jokowi pun kemudian meminta Kementerian ESDM untuk melanjutkan berbagai kebijakan yang progresif, baik di bidang tarif, perijinan dan fasilitasi lainnya untuk terus menarik investasi di bidang energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi.

Jokowi juga menantang para pelaku usaha di bidang energi baru dan energi terbarukan untuk memberi masukan kepada pemerintah, kebijakan apa yang diperlukan agar upaya pembangunan energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi ini dapat dipacu secepat-cepatnya.

Menurut mantan Wali Kota Solo itu, rakyat di seluruh pelosok Indonesia sudah menunggu. Mereka membutuhkan listrik yang terjangkau. Rakyat di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terdepan menginginkan lampu rumah mereka bersinar terang.

"Mari kita wujudkan kehendak rakyat itu," kata dia.