Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Tinggi, Salah Siapa?
Senin, 29 Juni 2015 - 20:32 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Di balik suksesnya pembangunan Bandara Kuala Namu, Jembatan Suramadu dan jalan tol Cikampek - Palimanan, serta proyek besar lainnya, tersimpan fakta jika angka kecelakaan terhadap para buruh konstruksi cukup besar.
Data dari International Labour Organization (ILO) mencatat, setiap hari terjadi sekira enam ribu kecelakaan kerja mengakibatkan korban fatal di dunia. Di Indonesia, ada 20 kasus kecelakaan dialami para buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja, dan 30 persennya terjadi di sektor kontruksi.
Baca Juga :
Iuran BPJS Kesehatan Dinaikkan, Layakkah?
Baca Juga :
Peserta Tapera Bisa Pantau Saldo Lewat Ponsel
Baca Juga :
Ini Perbandingan Iuran Tapera dengan Negara Lain
“Tapi memang risiko kerja konstruksi di hampir semua negara tinggi; seperti di Singapura mencapai 74 persen,” ujar dia.
Kondisi semakin miris lantaran hanya ada sekira 1.500 pengawas untuk mengawasi pekerjaan inrastruktur yang diselenggarakan oleh sekira 175 ribu perusahaan konstruksi.
“Pekerja konstruksi itu masa kerjanya terbatas tapi kondisi kerjanya berat. Saat hujan mereka berhenti
ngecor
, tapi hujan berhenti jam satu malam pun mereka justru harus mulai kerja,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Tapi memang risiko kerja konstruksi di hampir semua negara tinggi; seperti di Singapura mencapai 74 persen,” ujar dia.