Yunani Minta Keringanan Utang, Jerman Menolak

Wolfgan Schauble (kiri) dalam jumpa pers bersama Yanis Varoufakis (kanan).
Sumber :
  • Reuters/Fabrizio Bensch

VIVA.co.id - Yunani gagal membujuk Jerman agar membantu menyelesaikan krisis utang di negaranya. Jumpa pers yang digelar usai pertemuan pejabat menteri keuangan kedua negara itu menyajikan perselisihan pandangan secara terbuka.

Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengakui bahwa pertemuannya selama dua jam dengan Menteri Keuangan Jerman wolfgang Schauble di Berlin ternyata gagal menyepakati usulan untuk memperbaharui perjanjian bailout senilai 240 miliar euro yang diajukan oleh pemerintahan di negaranya.

Varoufakis memohon agar negaranya diberikan waktu dan uang untuk menegosiasikan kesepakatan baru dengan kreditor, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menolak untuk memberikan akses likuiditas bagi bank-bank Yunani.

Seperti diberitakan Telegraph, Jumat 6 Februari 2015, ini merupakan pertemuan terakhir dalam rangkaian kunjungan Syriza sebagai partai penguasa baru Yunani ke sejumlah ibu kota di Eropa.

Migran Tewas Akibat Kebakaran di Kamp Pengungsi Yunani

Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, berharap dalam tur keliling Eropa ini delegasinya mampu menggalang dukungan bagi pengentasan masalah persyaratan bailout yang dikenakan oleh Troika (Uni Eropa, ECB, dan IMF) terhadap negaranya.

Yanis Varoufakis bahkan berusaha untuk menarik simpati warga Jerman dengan membangkitkan momok Nazisme di negaranya dalam upaya untuk mengakhiri "luka martabat" Yunani yang telah menderita sejak krisis keuangan.

"Bangsa Jerman adalah salah satu negara yang bisa mengerti kita terbaik," ujar Varoufakis, membandingkan penghinaan atas Yunani dengan kebijakan penurunan nominal utang yang membantu Hitler berkuasa pada 1930-an.

"Ketika saya kembali pulang malam ini, saya seharusnya menemukan diri saya dalam sebuah parlemen di mana partai terbesar ketiga bukan merupakan partai neo-Nazi, itu adalah partai Nazi. Kami butuh warga masyarakat Jerman di pihak kami," kata dia.

Ia mengulangi permintaannya agar Yunani diberikan pinjaman darurat untuk membantu menaikkan daya tawar negaranya dalam upaya negosiasi dengan Troika. Masa berlakunya perjanjian dana talangan Yunani yang ada sekarang ini akan segera berakhir pada 28 Februari.

Menanggapi hal tersebut, Schauble justru mengatakan bahwa kreditor Eropa telah sampai pada batas toleransi dari apa yang disebut "mungkin dan wajar" tentang ketentuan utang Yunani.

"Ya, kita harus menghormati pemilih Yunani, tetapi kami juga harus menghormati pemilih di negara-negara Eropa lainnya," kata Schauble.

Pertemuan antara keduanya terjadi beberapa jam setelah ECB menangguhkan syarat yang memungkinkan obligasi pemerintah Yunani digunakan sebagai jaminan atas pinjaman likuiditas. (ren)

Baca juga: